Ia menyoroti kondisi media sosial yang penuh kegaduhan dan bisa mengotori hati serta pikiran manusia.
“Njenengan kalau keluar dari Lirboyo, sekarang itu di media sosial, di jalanan, di mana-mana dipenuhi kegaduhan-kegaduhan yang menyebabkan hati kita kotor, pikiran kita tidak jernih,” ujar Habib Jafar.
Ia mengaku sempat pesimis melihat kondisi tersebut, bahkan sempat merasa putus asa terhadap masa depan Islam dan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Ini Peran LBH GP Ansor di Kasus Yai Mim vs Sahara, Kini Putuskan Mundur
Namun, rasa itu berubah setelah melihat langsung kehidupan santri di Ponpes Lirboyo.
“Melihat para santri dengan keagungan akhlaknya, ketinggian ilmunya, dan selawat serta salamnya tadi, betul-betul saya meyakini bahwa masa depan Islam, Indonesia, dan kemanusiaan baik-baik saja,” tutur Habib Jafar.
Dalam keterangan unggahannya, Habib Jafar juga menjelaskan bahwa dirinya merupakan seorang santri yang pernah berkeliling pesantren dan memahami tradisi kehidupan pondok.
Baca Juga: Berikan Layanan JKN Terbaik, BPJS Kesehatan Cabang Bogor Apresiasi Faskes Terbaik 2025
Ia menegaskan kecintaannya terhadap Lirboyo serta mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi negatif.
“Saya cinta, saya rindu Lirboyo. Sungguh tak kenal maka tak sayang,” tulisnya.
Di akhir pesannya, Habib Jafar berpesan kepada para santri agar tetap menjaga akhlak dan menahan diri dalam menghadapi fitnah.
“Tapi tetap tahan diri dan jaga akhlak, Wahai Santri. Apapun yang terjadi. Karena puncak akhlak adalah berakhlak pada yang tak berakhlak,” pungkasnya.
Unggahan tersebut mendapat banyak dukungan dari warganet. Banyak yang memuji sikap Habib Jafar dan turut membela Ponpes Lirboyo sebagai pesantren yang selama ini dikenal menjaga adab dan akhlak para santrinya.