METROPOLITAN.ID - Dunia maya kembali dihebohkan denga sebuah kasus viral Julia Prastini atau yang akrab disapa Jule yang kini kasusnya menjadi bahan materi presentasi dan penelitian ilmiah.
Awalnya, publik hanya mengira kasus tersebut akan tenggelam seiring waktu, seperti banyak kasus gosip lainnya. Namun, sebuah unggahan di TikTok mengubah segalanya.
Dalam video yang kini viral, terlihat slide presentasi di ruang kelas sebuah institusi pendidikan yang menampilkan “Kasus Julia Prastini dan Dampaknya di Dunia Digital”.
Unggahan itu disertai komentar yang langsung menarik perhatian warganet, “Juleeee kasus lo abadi di penelitian org????”
Kalimat sederhana namun penuh makna itu seakan menjadi penanda betapa dalamnya pengaruh dunia digital terhadap kehidupan pribadi figur publik.
Baca Juga: Siapa Violentina Kaif? Ini Sosok Istri Baru Andrew Andika yang Pamer Buku Nikah di Depan Ka'bah
Warganet pun ramai berkomentar, merasa tak percaya bahwa kisah perselingkuhan yang awalnya ramai di media sosial kini menjadi objek kajian ilmiah di dunia pendidikan.
Kasus Jule tak lagi sekadar bahan gosip, tetapi berubah menjadi contoh konkret tentang dampak etika digital dan ekonomi influencer.
Julia Prastini dikenal luas sebagai selebgram mualaf yang menikah dengan content creator asal Korea Selatan, Na Daehoon.
Keduanya kerap tampil mesra dan dijuluki netizen sebagai couple goals lintas negara. Namun, citra sempurna itu runtuh ketika beredar kabar bahwa Jule berselingkuh dengan seorang petinju lokal, Safrie Ramadan.
Foto dan video yang disebut-sebut sebagai bukti perselingkuhan mereka viral di berbagai platform mulai dari X (Twitter), TikTok, hingga Instagram.
Reaksi publik pun keras. Banyak yang mengaku kecewa dan merasa dikhianati oleh figur yang selama ini mereka idolakan. Tak sedikit pula yang menyerukan boikot terhadap Jule, menyebabkan kontrak endorsement-nya satu per satu dibatalkan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 29 Oktober 2025 Turun, Cek Daftar Lengkap Terbarunya
Momen viralnya slide presentasi tersebut menjadi gambaran keras bagi pengguna media sosial. Dunia digital kini menjadi ruang tanpa batas, di mana setiap tindakan, komentar, atau unggahan bisa menjadi bagian dari arsip sejarah daring.
"Kasus Jule yang muncul di presentasi menunjukkan bahwa tidak ada lagi privasi mutlak di era digital," ujar salah seorang pengamat media sosial.