“Untuk memperkuat keimanan, kita harus belajar ilmu pengetahuan. Jangan cuma ikut-ikutan,” tegasnya.
Bagi Yudo, keimanan sejati lahir dari kesadaran intelektual. Pemahaman logis tentang dunia dan kehidupan bisa memperdalam makna iman, bukan menghapusnya.
“Agama bukan pelarian dari logika. Justru logika membantu kita memahami kedalaman iman,” tambahnya.
Sebelum video “mabuk agama” ini viral, Yudo sudah dikenal luas sebagai pemikir muda yang vokal di media sosial. Ia kerap membahas topik ekonomi, sains, hingga kebijakan publik dengan gaya santai namun bernas.
Namanya sempat menjadi sorotan ketika ia memprediksi adanya krisis ekonomi global 2027, yang kemudian ramai dikutip oleh beberapa analis pasar.
Meski sering memantik kontroversi, banyak yang menganggap Yudo sebagai representasi generasi intelektual baru generasi yang berani mempertanyakan norma dan menantang kemapanan berpikir.
Di sisi lain, tak sedikit pula yang mengkritik gaya komunikasinya yang blak-blakan dan dianggap terlalu frontal untuk konteks budaya Indonesia yang masih sensitif terhadap isu agama.
