Aksi-aksi ini memicu kemarahan warganet yang menilai tindakan tersebut melanggar batas sopan santun, melanggar batas privasi anak, dan berpotensi dikategorikan sebagai pelecehan fisik.
Salah satu kritik paling menonjol datang dari Ismael al-Kholilie, pengasuh Ponpes Al-Muhajirun As-Salafi Alkholili Geger Bangkalan, yang menyoroti kontroversi lain.
Ismael mengkritik narasi-narasi yang dinilai nyeleneh, seperti klaim bahwa 'setiap sedotan rokok berpahala,' yang sumbernya dipertanyakan.
"Haha-hihi dengan lawan jenis tanpa batas, naras-narasi nyeleneh (seperti setiap sedotan rokok berpahala dll yang entah dari kitab mana sumbernya).
"Gimmick-gimmick murahan, juga guyonan-guyonan receh kepada anak-anak kecil yang bisa membuka pintu pelecehan," tulis Ismael di akun Instagram pribadinya.
Ismael menekankan bahwa tindakan Gus Elham Yahya telah menyebabkan hujatan deras kepada kalangan Gus, NU, dan pesantren secara keseluruhan.
"Video njen jadi FYP berkali-kali, tapi di balik itu justru hujatan semakin deras kepada kalangan Gus, Nu, dan pesantren, bukan tanpa sebab, tapi karena berbagai akrobat dakwah njen yang agak laen itu," tulisnya.***