Minggu, 21 Desember 2025

Kekayaan Muzakir Manaf Berapa? Ini Sosok Gubernur Aceh yang Datangkan Tim China untuk Cari Korban Banjir Tertimbun Lumpur

- Senin, 8 Desember 2025 | 16:02 WIB
Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang Datangkan Tim China untuk Cari Korban Banjir Tertimbun Lumpur (suara)
Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang Datangkan Tim China untuk Cari Korban Banjir Tertimbun Lumpur (suara)


METROPOLITAN.ID -  Nama Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, mendadak semakin ramai di media sosial usai menghadirkan tim ahli asal China untuk membantu menemukan korban banjir bandang yang masih tertimbun lumpur di sejumlah wilayah.

Bencana banjir bandang yang melanda Aceh beberapa hari terakhir masih menyisakan duka mendalam. Selain merenggut banyak korban, material lumpur pekat membuat proses evakuasi semakin sulit dilakukan.

Demi mempercepat pencarian warga yang masih hilang, Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengambil langkah berani dengan mendatangkan tim ahli dari China.

Menurut Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf, lima tenaga spesialis dari Negeri Tirai Bambu tersebut membawa teknologi pendeteksi jenazah yang bisa bekerja di area lumpur dengan kondisi ekstrem.

Baca Juga: Berapa Banyak Pasangan Jadi Korban WO Ayu Puspita? Dugaan Penipuan Capai Belasan Miliar

“Mereka punya alat mendeteksi mayat dalam lumpur. Ini sangat membantu,” kata Mualem.

Ia menjelaskan bahwa hingga kini masih ada laporan warga yang kehilangan kerabat, terutama di Aceh Timur, Aceh Utara, hingga Aceh Tamiang.

Lumpur setinggi pinggang dan kondisi jalur evakuasi yang hancur membuat pencarian korban harus dilakukan dengan peralatan canggih dan tenaga profesional tambahan.

Sosok Muzakir Manaf

Muzakir Manaf bukan sosok baru bagi masyarakat Aceh. Ia dikenal sebagai figur yang berperan besar dalam perjalanan sejarah daerah tersebut.

Lahir di Mane Kawan, Seunuddon, Aceh Utara pada 3 April 1964, Mualem tumbuh di tengah situasi Aceh yang bergolak.

Gagal masuk TNI tidak menyurutkan langkahnya. Pada 1986, ia memilih bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan menjalani pelatihan militer di Libya.

Baca Juga: Tawuran Pecah di Tapos Depok, Remaja Diduga Gunakan Bom Molotov

Pengabdiannya membuat ia dipercaya sebagai Panglima Komando Pusat GAM pada 2002, setelah Abdullah Syafi’i gugur.

Kiprah militernya berujung pada peran besar dalam masa transisi damai setelah Perjanjian Helsinki 2005.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X