METROPOLITAN.ID - Media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah video dramatis yang mengklaim seorang pelatih paus bernama Jessica Radcliffe tewas diserang paus orca atau paus pembunuh saat pertunjukan berlangsung.
Video yang beredar luas di TikTok dan Facebook ini menampilkan potongan adegan yang disebut-sebut sebagai momen serangan mematikan.
Narasi yang menyertainya menyebut Jessica adalah perempuan 23 tahun yang meregang nyawa 10 menit setelah berhasil dievakuasi oleh staf pertunjukan.
Tidak hanya itu, salah satu versi video bahkan menambahkan klaim nyeleneh: insiden terjadi karena darah menstruasi korban bercampur dengan air kolam, sehingga memicu agresivitas paus pembunuh.
Baca Juga: Buntut Berita Hoax Pembegalan, Ketua PWI Kota Sukabumi Imbau Warga Bijak dalam Bermedia Sosial
Kombinasi visual dramatis dan narasi emosional membuat banyak warganet percaya bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Namun, hasil penelusuran fakta menunjukkan, seluruh klaim ini tidak benar.
Mengutip laporan See.News pada Senin, 11 Agustus 2025, tidak ditemukan satu pun bukti kredibel yang mendukung kabar kematian Jessica Radcliffe.
Lebih jauh, media Vocal Media dan The Star (Kenya) mengungkapkan bahwa suara-suara yang terdengar dalam video diduga merupakan hasil sintesis menggunakan teknologi AI voice generator, bukan rekaman asli di lokasi kejadian.
Artinya, video tersebut kemungkinan merupakan hasil penggabungan visual lama atau stok video dengan narasi suara buatan AI, kemudian dibumbui cerita dramatis agar terkesan nyata.
Jessica Radcliffe Hanyalah Karakter Fiksi
Fakta lain yang semakin menegaskan hoaks ini adalah kenyataan bahwa Jessica Radcliffe tidak pernah tercatat sebagai pelatih paus pembunuh di taman laut mana pun.
Baca Juga: FOBI Artinya Apa? Istilah Unik dari Wednesday Season 2 yang Jadi Tren Gen Z, Saingi FOMO
Nama ini tidak ditemukan di basis data pekerja profesional bidang kelautan, laporan berita, maupun arsip publik.
Kemungkinan besar, nama dan sosok Jessica Radcliffe hanyalah karakter fiksi yang diciptakan untuk memanipulasi emosi penonton.