Senin, 22 Desember 2025

Cara mengevaluasi kesehatan keuangan keluarga

- Selasa, 14 Februari 2017 | 11:53 WIB

Kelima, ketidak-jujuran diri sendiri dan pasangan, ada pengeluaran tersembunyi.

Keenam, penghasilan yang tiba-tiba berhenti seperti akibat pemutusan hubungan kerja (PHK), pencari nafkah meninggal dunia, dan usaha sedang turun.

Tanda keuangan bermasalah

Setelah Anda memahami kalau evaluasi kesehatan keuangan keluarga harus dilakukan secara berkala, maka selanjutnya adalah mengetahui tanda tanda keuangan sedang bermasalah. Freddy bilang, keuangan keluarga bermasalah bisa dikenali dari keterlambatan membayar utang sehingga dikenakan denda serta peringatan.

Indikator lain, tidak bisa membayar premi asuransi, kadang bisa menabung dan berinvestasi, kadang juga tidak, serta biaya hidup lebih besar daripada penghasilan. "Terlambat membayar uang sekolah anak juga menjadi tanda-tanda keuangan tidak sehat," sebutnya.

Dalam kacamata Eko, masa lalu adalah utang. Karena kita menggunakan penghasilan sebagai dasar, maka dari 100% penghasilan maksimal hanya 30% boleh digunakan untuk membayar cicilan utang. Sebesar 10% harus ada untuk investasi, 10% proteksi dan sisanya bisa untuk konsumsi yang sekitar 50%.

Kalau dari penghasilan 60% habis untuk bayar hutang, maka bisa dikategorikan keuangan sudah tidak sehat. Sebab biasanya orang akan mengorbankan investasi dan proteksi sebagai keuangan dimasa depan. "Artinya, untuk bayar utang, dia rela menunda investasi dan proteksi," sebut Eko.

Nah, setelah Anda mengetahui mengenai penyebab dan tanda-tanda keuangan bermasalah, berikut uraian singkat mengenai cara memperbaiki keuangan keluarga menjadi sehat kembali:

  • Rasio keuangan sehat

Setiap keluarga tentunya selalu mengharapkan kondisi keuangan yang sehat dan stabil sehingga tujuan keuangan di masa depan tercapai sesuai perencanaan. Diana Sandjadja, Perencana Keuangan dari Tata Dana Consulting, menuturkan, ada beberapa rasio keuangan yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan keluarga.

Rasio yang umumnya digunakan adalah:

Pertama, rasio likuiditas. Likuiditas ini untuk mengetahui berapa banyak aset lancar yang dapat digunakan untuk menutup pengeluaran. Dengan cara lain rasio likuiditas ini bisa dihitung dari berapa banyak dana darurat yang dimiliki individu atau keluarga.

Dana darurat ini dalam bentuk aset lancar setara uang tunai, misalnya, dalam bentuk kas, tabungan, dan deposito sejumlah Rp 20 juta. Dengan asumsi pengeluaran rata-rata sebulanan Rp 5 juta, maka rasio dana darurat Rp 20 juta  tersebut setara empat kali.

Dana darurat inilah yang bisa diandalkan jika terjadi sesuatu di luar skenario. Misalnya, jika tiba-tiba individu atau keluarga kehilangan penghasilan, maka ongkos operasional rumah tangga selama empat bulan masih bisa terjaga.

Dalam hitungan Diana apabila seseorang yang masih single, idealnya punya minimal tiga kali dana darurat. Sementara untuk Anda yang sudah berkeluarga tapi belum punya anak, jumlah dana darurat harus lebih besar lagi enam kali pengeluaran bulanan.

Adapun bila sudah berkeluarga tapi sudah punya anak, sudah memiliki satu anak, dana darurat harus ditambah tiga bulan, semisal untuk sembilan bulan dan lebih dari satu anak 12 kali dana darurat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X