Senin, 22 Desember 2025

Cara mengevaluasi kesehatan keuangan keluarga

- Selasa, 14 Februari 2017 | 11:53 WIB

Pandji bilang, setidaknya seseorang perlu untuk memakai jasa perencana keuangan sekali dalam seumur hidupnya. Kontrak jasa perencana keuangan adalah satu tahun, maka Anda dapat memanfaatkan waktu tersebut guna belajar mengelola keuangan pribadi sehingga Anda bisa melakukannya sendiri di masa depan.

  • Membuat arus kas bulanan

Financial diagnosis atau evaluasi kesehatan keuangan digunakan untuk menilai apakah kondisi keuangan sehat atau tidak. Pandji menyarankan untuk melakukan financial chek up ini, Anda perlu untuk membuat rincian arus kas bulanan dan neraca keuangan (lihat tabel).

Pertama, menghitung berapa penghasilan bulanan atau penghasilan tahunan Anda. Untuk yang berpenghasilan tidak tetap, bisa menghitung histori berapa total penghasilan setahun sebelumnya.

"Penghasilan ini berupa gaji, komisi, deviden, hasil usaha, hasil dari sewaan properti, hasil dari kerja profesional, dan lainnya," paparnya.

Kedua, menghitung pengeluaran. Pos yang dihitung meliputi pengeluaran rutin bulanan seperti belanja bulanan, bayar uang sekolah anak, transportasi, dan pengeluaran pribadi.

Ditambah dengan cicilan utang bulanan seperti cicilan KPR, cicilan kredit apartemen, mobil, kartu kredit, dan lainnya.

Hitung juga pengeluaran rutin yang merupakan pengeluaran tahunan seperti pajak PBB, pajak kendaraan bermotor, premi asuransi. Adapun untuk menghitung tabungan atau investasi caranya adalah selisih antara total penghasilan dan total pengeluaran Anda merupakan tabungan atau investasi.

"Tabungan atau investasi ini yang nantinya digunakan untuk membiayai pengeluaran di masa depan," katanya.

Bagaimana membuat neraca keuangannya? Neraca keuangan mencakup aset lancar, aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang. Dari komponen ini bisa dihitung berapa besar kekayaan bersih Anda.

Perlu Anda ketahui, aset lancar adalah aset yang mudah dalam pencairan atau likuid, seperti kas, tabungan, deposito, emas, reksadana, dan saham. Sedangkan aset tidak lancar penggunaannya lebih dari satu tahun.

Aset ini umumnya membutuhkan waktu untuk dijual. Misalnya  misalnya mobil, apartemen, rumah, dan tanah.

Saat mencatat aset sebaiknya dibawah harga pasar atau sewajarnya. Pandji pun menekankan, dapat dicatat pula dengan harga dijual kembali ketika perlu uang. "Mencatat total aset dengan menjumlahkan aset lancar dan aset tidak lancar," katanya.

Sementara untuk pos kewajiban terdiri dari dua:

Pertama, kewajiban jangka pendek yang harus dibayarkan meliputi utang yang pelunasannya kurang dari setahun seperti kartu kredit dan KTA (kredit tanpa agunan).

Kedua, kewajiban jangka panjang dengan tempo pelunasan lebih dari setahun. Contohnya KPR, utang kepemilikan mobil atau apartemen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X