Senin, 22 Desember 2025

Sudah Mediasi, RS Sentosa Bogor Ungkap Alasan Ibu Lain di Kasus Bayi Tertukar yang Menolak Tes DNA

- Minggu, 13 Agustus 2023 | 09:36 WIB
Keluarga ibu Siti Mauliah, warga Ciseeng Kabupaten Bogor yang melaporkan kasus bayi tertukar di RS Sentosa kepada pihak kepolisian. (Devina/Metropolitan )
Keluarga ibu Siti Mauliah, warga Ciseeng Kabupaten Bogor yang melaporkan kasus bayi tertukar di RS Sentosa kepada pihak kepolisian. (Devina/Metropolitan )

METROPOLITAN.ID - Update kasus bayi laki-laki diduga tertukar sejak satu tahun lalu usai dilahirkan secara sesar di RS Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022 lalu.

Pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor menyampaikan alasan pihak terduga ibu lain yang menolak tes DNA.

Sebagai Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako menjelaskan beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak RS dalam penyelesaian masalah tersebut diantaranya melakukan mediasi dan tes DNA.

Baca Juga: Sawah Kering Akibat Kemarau, Petani di Bekasi Rela Rogoh Kocek Rp400 Ribu Demi Mengairi Sawah

“Bahwa Ibu B secara mental tidak siap. Kami bisa memahami dia tidak siap, karena hasil Ibu Siti sudah jelas tidak identik. Dugaan saya ada kekhawatiran dia. Mungkin mentalnya tidak siap, karena ini anak pertama,” kata Djako menjelaskan alasan dari pihak terduga pada Minggu, 13 Agustus 2023.

Djako mengatakan bahwa penolakan yang dilakukan oleh pihak terduga (ibu B) setelah pihak rumah sakit melakukan mediasi secara tertutup dari ketiga pihak dalam hal ini yang di maksud ada pihak RS, Ibu Siti, dan Ibu B.

“Jadi tes DNA itu kami lakukan setelah kami mengupayakan mediasi. Kami sudah mengupayakan mediasi sejak bulan Mei saat rumah sakit mengetahui peristiwanya,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Fakta Bayi Tertukar di Bogor, Berawal dari Kecurigaan Gelang RS hingga Hasil Tes DNA yang Berbeda

“Jadi yang sangat kooperatif itu memang Bu Siti. Bu Siti lah yang kemudian datang ke rumah sakit dan kita yang kemudian menawarkan untuk tes darah, sebagai langkah tes awal. Kemudian tes DNA. Semuanya difasilitasi dan dibayar rumah sakit. Jadi kemudian rumah sakit yang melakukan tes itu,” tambahnya.

Lanjut Djako, setelah hasil tes DNA keluar pihak rumah sakit kembali memanggil semua pihak untuk melihat secara bersama-sama hasil dari tes tersebut yang kemudian menyatakan bahwa anak yang selama ini dirawat oleh Ibu Siti tidak cocok secara DNA.

“Jadi tujuannya untuk supaya kalaupun memang hasilnya tidak sesuai dengan harapan rumah sakit atau Ibu Siti dan Ibu B, maka kita akan langsung sebenarnya saat itu langsung tes terhadap Ibu B. Tapi ternyata Ibu B menolak dan menyatakan tidak siap secara mental dan psikologis. Karena yang bersangkutan tidak siap kan kita tidak bisa memaksa,” ujarnya.

Baca Juga: Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Plt Wali Kota Tri Adhianto : 3 Perusahaan di Bogor Jadi Biang Kerok

Sementara itu terkait informasi yang tersebar di media berkaitan dengan syarat yang diberikan ibu B, ibu B bersedia menjalankan Tes DNA dengan syarat semua anak yang lahir pada hari itu harus menjalankan tes serupa.

“Itu belum pernah disampaikan secara terbuka (resmi) kepada pihak rumah sakit. Tapi kami hanya mendengar informasi dari media, dari mana-mana,” ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X