Minggu, 21 Desember 2025

Dua Mantan Mayjen TNI Diganjar Penghargaan Satyalancana Perintis Kemerdekaan, Setara Pahlawan Nasional

- Kamis, 7 September 2023 | 22:03 WIB
Foto bersama jajaran pengurus YAPETA bersama para ahli waris dari dua mantan Mayjen TNI (Purn) yang diganjar penghargaan Satyalancana Perintis Kemerdekaan.
Foto bersama jajaran pengurus YAPETA bersama para ahli waris dari dua mantan Mayjen TNI (Purn) yang diganjar penghargaan Satyalancana Perintis Kemerdekaan.

Bambang mulai terjun di militer ketika tergabung dalam PETA Gyugun Renseitai di Bogor pada 1934. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Bambang diangkat menjadi Komandan Resimen TKR di Wonosobo dengan pangkat Letnan Kolonel.

Bambang Soegeng juga pernah memimpin pasukan TKR pada saat Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948). Selain itu dia juga termasuk perwira yang terlibat dalam perencanaan Serangan Umum 1 Maret 1949.

Karena pengalamannya ini, Bambang dipercaya untuk menjadi KSAD ke-3 yang menjabat pada 22 Desember hingga 8 Mei 1955.

Setelah berhenti dalam dinas militer, Bambang sempat menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan (1956-1960), Jepang (1960-1964), dan Brazil (1964-1966).

Beliau meninggal dunia pada 22 Juni 1977. Atas jasanya ini Bambang lantas mendapat gelar kehormatan pada November 1997 oleh Presiden Soeharto.

Sedangkan, Mayjen TNI (Purn) Musannif Ryacudu (lahir di Mesir Ilir Bahuga, Way Kanan, Lampung 28 Februari 1924 - Meninggal di Jakarta 6 Maret 1987 pada usia 63 tahun).

Mayjen TNI (Purn) Musannif Ryacudu merupakan perwira tinggi TNI AD dan seorang pejuang yang berasal dari Lampung. Ia merupakan ayah dari menteri pertahanan Kabinet Kerja, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Ia adalah Ayah dari Mantan Menteri Pertahanan Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Pahlawan Lampung Asal Waykanan ini menempuh Pendidikan Umum Pada zaman Hindia Belanda di Hollandsch Inlandsche School (HIS) saat ini Sekolah Dasar (SD) 1931-1938, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) saat ini Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1938-1941, Sekolah Menengah Atas 1956-1962, dan Fakultas Hukum & Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan.

Serta, menempuh Pendidikan Militer Yaitu, Gyu Gun Kanbu 1942-1943 Ijazah Gyu Minarai, Apl.Kursus Pamen TT. 1954 (2 bulan) Shikang II Palembang, Kursus “C” SSKAD Bandung 1958-1959 mendapat TKSU.

Ayah dari mantan Menteri Pertahanan Indonesia ini sangat berjasa baik sebelum dan Pasca Kemerdekaan, dapat dilihat dari sejarah perjuangan penugasan Beliau diantaranya, Operasi Penumpasan DI/TIl (Garut-Tasikmalaya, Jabar) 1951-1952, Operasi Penumpasan DI/TII (Aceh Tenggara) 1945-1955, Operasi Penumpasan PRRI/PERMESTA (Jambi) 1958, Bantuan Operasi Teritorial Irjen Terpra (Perbatasan Jateng-Jabar) 1960-1961.

Lalu, Bantuan Operasi Territorial Ekonomi-Pemerintahan dalam rangka Pembebasan Irian Barat/Trikora (Perbatasan Irian Barat) 1961-1963, Operasi Dwikora (Kalbar-Kaltara) 1963-1966, Operasi Penumpasan PGRS-PARAKU (Perbatasan Kalbar-Serawak) 1967, Operasi Penumpasan G 30 S PKI (Kalbar) 1965-1967, Operasi Penumpasan Gerombolan Irian Barat 1967-1969. (rez)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X