Senin, 22 Desember 2025

DBD Kota Bogor Tembus 845 Kasus, 4 Meninggal Dunia, Atang Trisnanto Minta Pemkot Bogor Turunkan Nakes ke Tiap RT

- Kamis, 29 Februari 2024 | 10:56 WIB
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto melakukan fogging di lingkungan masyarakat untuk mencegah DBD.
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto melakukan fogging di lingkungan masyarakat untuk mencegah DBD.

METROPOLITAN.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor terus meningkat pada tahun 2024. Tercatat kasus DBD saat ini sudah tembus 845 kasus dan empat orang meninggal dunia.

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Kesehatan untuk tenaga kesehatan (Nakes) ke setiap Rukun Tetangga (RT) yang ada di wilayah Kota Bogor.

Akibat melonjaknya angka kasus DBD membuat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor sedang mendapati pasien yang membludak.

"Kami mendapatkan informasi bahwa pasien DBD di RSUD Kota Bogor saat ini sedang membludak, khusunya pada ruangan anak yang sudah penuh," kata Atang Trisnanto.

"Kami minta Pemkot Bogor segera menurunkan Nakes ke tiap RT, untuk mengecek warga apabila ada warga terjangkit DBD yang tidak bisa tertangani di rumah sakit," sambung dia.

Selain dengan kegiatan 3M Plus berupa mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk. Kegiatan pemberantasan jentik nyamuk juga bisa dilakukan melalui kerja bakti setiap minggu sekali, fogging, hingga membagikan obat abate untuk ditempatkan di genangan air.

“Datangi juga rumah-rumah warga untuk melihat ada genangan air atau tidak. Sekaligus melakukan edukasi ke masyarakat agar melakukan 3M plus serta melakukan pencegahan,” ucap Atang Trisnanto.

Para Nakes yang bertugas di Puskesmas biasanya melakukan pendampingan rutin ke wilayah-wilayah. Namun menurutnya, kali ini harus dilakukan secara serentak.

"Untuk mengantisipasi jatuhnya korban DBD sekaligus mengedukasi kepda warga, sehingga upaya yang sudah dilakukan tidak ada lagi tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti," jelas Atang Trisnanto.

Setelah upaya preventif dilakukan, Ketua DPRD Kota Bogor juga menilai tindakan kuratif itu penting. Sebab masyarakat belum tentu edukatif terhadap kasus DBD. Terkadang masyarakat menganggap sepele ketika badannya terasa mual dan deman.

“Mungkin dianggap bukan DBD. Dianggap sakit maag, sakit demam. Jadi perlu diedukasi, kalau sudah minum obat, demamnya belum juga turun selama berhari-hari, maka bisa diindikasi terkena DBD. Sehingga harus segera diperiksakan ke Puskesmas,” ungkap Atang Trisnanto.

Pada kesempatan ini, Ketua DPRD Kota Bogor mengingatkan agar upaya-upaya dengan turun langsung ke masyarakat ini dapat dijalankan secara konsisten. Hal ini di lakukan agar Kota Bogor tidak masuk ke dalam status Kejadian Luar biasa (KLB) dan kasus DBD.

"DBD tidak hanya menyerang pada saat musim hujan, pada musim kemarau pun potensi seseorang terserang DBD bisa te terjadi, belum lagi Indonesia adalah negara endemis DBD," tandas Atang Trisnanto.

Diketahui, asus DBD di Kota Bogor sudah menyentuh di angka 845 kasus pada awal tahun 2024 ini. sebanyak 4 orang meninggal dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X