Namun, keesokan harinya tepatnya pada Selasa 22 Oktober 2024, ada salah satu orang tua murid memberitahukan kepadanya bahwa anaknya ditonjok oleh oknum guru.
"Selasanya ada orang tua murid yang bilang anak saya bukan jatuh, tapi dihajar gara-gara ngobrol di majelis. Kebetulan anak saya ketua kelas," ucap dia.
"Dipanggil oleh wali kelasnya, sambil dijewer bilang sebagai ketua kelas harus memberikan contoh yang baik. Terus langsung dihajar sampai pingsan," sambungnya.
Dirinya mengungkapkan, pada saat kondisi pingsan korban L dibawa ke klinik untuk mendapatkan penangangan, karena ada luka lebam pada bagian wajahnya.
"Sebelum dianter ke rumah sempat dibawa ke klinik dan bilang ke saya bahwa anak saya jatuh di kamar mandi. Ditanya ke anak pun jawabnya sama," imbuhnya.
Kemudian pada hari Rabu, 23 Oktober 2024 pihak sekolah mendatangi keluarganya dengan maksud untuk meminta maaf, karena telah memberikan informasi yang tidak sebenarnya.
"Hari Rabu nya pihak sekolah datang dan minta maaf karena memberikan informasi bukan yang sebenarnya," tuturnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, ia mengaku sudah memutuskan untuk mencari sekolah baru untuk anaknya.
"Saya emang udah ada niatan untuk anak saya agar pindah sekolahnya," ucap dia.
Namun demikian, diyakini dia, keluarganya secara tegas tidak ingin masalah ini diselesaikan secara damai.
"Harapan hukum tetap berjalan, ga mau damai, soalnya anak saya udah kaya maling sampe babak belur," tandasnya. (Rifal)