METROPOLITAN.ID - Rumah cegah stunting Tamansari bakal jadi percontohan untuk kecamatan lainnya.
Pj Bupati Bogor Bachril Bakri ingin serius menekan jumlah stunting yang ada di Kabupaten Bogor.
Menurut Bachril Bakrie, ke depan rumah stunting ini wajib ada di setiap kecamatan. Sebab, pihaknya telah menganggarkan sekitar Rp149 Miliar untuk penanganan stunting.
"APBD sebenarnya sudah ada anggarannya. Kurang lebih 149 Miliar yang tersebar di beberapa Dinas dan Perangkat Daerah. Sementara baru satu, nanti akan didirikan di setiap kecamatan," pinta Bachril Bakri.
Bachril Bakri mengatakan bahwa dengan data by name by adrees di setiap desa, pihaknya akan lebih mudah dalam menangani kasus stunting.
"Kita punya data by name by adress di setiap desa itu sebanyak 7.993 balita stunting. Kami serius menanganinya," ujar Bachril Bakri kepada wartawan.
Bachril Bakri menjelaskan bahwa salah satu penyebab stunting tinggi di Kabupaten Bogor lantaran maraknya pernikahan dini yang terjadi di masyarakat. Sehingga, tingkat kesadaran ibu hamil soal pertumbuhan janin sejak dalam kandungan kurang diperhatikan.
"Masih banyak ibu-ibu hamil yang belum menyadari pentingnya memberikan vitamin dan gizi yang cukup bagi bayi yang ada di dalam kandungannya, dan juga ada masalah dengan pernikahan dini. Ini jadi pemicu kenapa jumlah stunting cukup besar," ucapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Agus Fauzi menjelaskan bahwa rumah cegah stunting adalah tempat atau wadah balita dan ibu hamil mendapatkan edukasi dan pemberian makanan bergizi seimbang.
Tempat ini juga menjadi lokasi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita stunting dan ibu hamil bermasalah gizi sebagai upaya menekan angka stunting di Kabupaten Bogor.
"Alhamdulillah di Kecamatan Tamansari ada Jimmy Hantu sebagai tokoh masyarakat yang juga pengusaha yang antusias menjadikan tempatnya jadi Rumah Cating," ujar Agus.
Menurutnya, Rumah Cegah Stunting merupakan salah satu kebijakan yang bertujuan untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Bogor.