Selama ini, dijelaskan Dea, HWK selalu siap membantu warga yang terkena dampak bencana. Sehingga jangan ragu untuk menghubungi dirinya.
Warga juga menyampaikan beberapa aspirasi terkait perbaikan infrastruktur, Dea menyebut bahwa salah satunya adalah terkait fasilitas ibadah, di mana warga meminta adanya perbaikan musala yang ada di sekitar lingkungan mereka.
Selain itu, ada pula usulan untuk penambahan kelas di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), guna memperluas akses pendidikan bagi anak-anak di daerah tersebut.
“Aspirasi yang disampaikan warga akan segera kami bahas lebih lanjut di komisi-komisi yang ada di DPRD. Tentunya, jika ada yang dapat segera ditindaklanjuti, kami akan realisasikan dan komunikasikan dengan dinas-dinas terkait,” ujar dia.
Sementara itu, Camat Bogor Timur, Feby Darmawan menambahkan bahwa terkait potensi bencana yang ada di wilayah Sukasari, karena kawasan ini memiliki kontur tanah yang berundak, sehingga sering terjadi longsor yang berdampak pada kerusakan rumah warga, seperti retaknya tembok rumah.
Namun, masalah utama yang dihadapi adalah rumah-rumah yang terkena dampak bencana tetapi tidak memiliki alas hak, sehingga tidak bisa mendapatkan bantuan dari program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
“Banyak rumah yang terkena dampak bencana, namun tidak bisa mendapatkan bantuan RTLH karena tidak memiliki alas hak. Meskipun ada beberapa rumah yang sudah memiliki alas hak, namun yang lebih perlu mendapatkan perhatian adalah rumah-rumah yang belum memiliki alas hak tersebut," katanya.
"Kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik itu dari CSR maupun bantuan lainnya yang bukan bersumber dari APBD Kota Bogor,” tandasnya. (rez)