Senin, 22 Desember 2025

Kisah Ridwan Puluhan Tahun Jadi Driver Wisatawan Timur Tengah di Puncak Bogor, Kini Menganggur Imbas Tarif Rendah PT Indogate

- Sabtu, 12 April 2025 | 18:17 WIB
Driver yang tergabung dalam IKPB menggelar demo menolak tarif rendah yang diberlakukan PT Indogate di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Kamis, 10 April 2025. (Rizal)
Driver yang tergabung dalam IKPB menggelar demo menolak tarif rendah yang diberlakukan PT Indogate di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Kamis, 10 April 2025. (Rizal)


METROPOLITAN.ID
- Salah seorang driver atau sopir wisatawan Timur Tengah di wilayah Puncak Bogor, Ridwan, mengungkapkan keluh kesahnya usai pemberlakukan tarif murah oleh salah satu perusahaan penyewaan kendataan.

Menurut Ridwan, pemberlakuan tarif murah itu mematikan driver dan pemandu wisata lokal seperti dirinya.

Ridwan mengaku telah menggeluti profesi antarjemput wisatawan selama 25 tahun.

Namun kini, ia terpaksa menganggur karena sepi orderan.

"Sudah lama sepi orderan sejak ada PT Indogate, perusahaan asal Timur Tengah milik negara Yaman yang bergerak di bidang penyewaan kendaraan," ujar Ridwan, Jumat, 11 April 2025.

Pemberlakuan tarif murah itu juga membuat ratusan sopir lokal Ikatan Pramuwisata Puncak Bersatu (IKPB) geram hingga melakukan aksi protes dampak tarif murah yang diberlakukan PT Indogate di kawasan Puncak Bogor hingga Cipanas Cianjur di Cisarua, Kabupaten Bogor, Kamis, 10 April 2025.

Aksi juga diwarnai sweeping terhadap kendaraan PT Indogate di Jalan Raya Puncak Bogor.

Mereka menilai kehadiran perusahaan tersebut merusak ekosistem ekonomi lokal.

Aksi tersebut dipicu oleh merosotnya pendapatan para sopir dan pemandu wisata lokal yang selama ini menggantungkan penghasilan dari wisatawan asal Timur Tengah.

"Kami meminta agar PT tersebut ditutup. Rekan-rekan sopir IKPB merasa tersingkir oleh strategi promosi murah dari PT Indogate, mulai dari tarif di bawah harga pasar hingga layanan gratis dari bandara ke kawasan Puncak Bogor," ungkap salah satu perwakilan driver, Ridwan.

"Sebelum ada PT Indogate, saya biasa pegang 8 tiket wisatawan Timur Tengah setiap musim libur, dan villanya sudah saya booking. Sekarang tidak ada satu pun, bahkan ada pelanggan yang membatalkan karena dapat tiket promo dari mereka," sambungnya.

"Sudah dijemput ke bandara pun tiba-tiba dibatalkan. Tahun ini saya benar-benar tidak ada penghasilan," tambah Ridwan.

Hal serupa disampaikan Jay, warga Cisarua yang juga berprofesi sebagai driver wisatawan selama 10 tahun.

Ia mengatakan bahwa tarif layanan yang ditawarkan Indogate jauh di bawah standar pasar.

"Biasanya tarif standar Rp 500 Ribu, tapi Indogate hanya pasang Rp 350 Ribu, bahkan ada yang digratiskan dari bandara ke Puncak. Siapa yang nggak tergiur, Kami sopir lokal jadi tidak bisa bersaing," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X