Minggu, 21 Desember 2025

Wali Kota Bogor Dedie A Rachim Pertanyakan Kriteria 'Anak Nakal Masuk Barak Militer'

- Jumat, 2 Mei 2025 | 15:53 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.  (Reza Metropolitan)
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. (Reza Metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mempertanyakan kriteria anak nakal yang bisa mengikuti program pembinaan di barak militer milik Gubernur Jawa Barat, Dedie Mulyadi.

"Masuk ke barak itu ada kriterianya. Jadi kalau dibilang anak nakal itu tentu harus jelas masuk kriteria anak nakal itu seperti apa?" tanya Dedie A Rachim.

Menurutnya, jika program anak nakal masuk barak militer bertujuan untuk pendisiplinan, tentu itu sifatnya temporer.

Sebab, jika dikaitkan dengan pendidikan yang lamanya 6 bulan hingga 1 tahun, tentu pemerintah juga harus mengacu kepada kurikulum, Silabus dan modul yang akan diberikan kepada mereka.

"Apakah masuk barak, terus pelajaran agamanya bagaimana? bahasanya, matematika, ilmu sosialnya, fisikanya bagaimana? Apakah mencukupi, ada gak mereka yang kemudian bisa melanjutkan," ucap Dedie A Rachim.

"Nah karena saya belum tahu konsep itu seperti apa dan kriteria anak nakal itu yang dimaksud seperti apa, tolong kami dibawah ini diberikan dulu kisi-kisinya supaya tidak ada salah langkah," sambungnya.

Semisal, apakah kriteria anak nakal itu termasuk dalam segi yang berambut gondrong, tidak pernah mandi, main games sehari 12 jam, membawa celurit, atau mengendarai sepeda motor tidak menggunakan helm.

"Kalau kami kan mengikuti saja apa arahan, tapi kasih kisi-kisinya buat kami. Silahkan kritertianya, apakah yang meresahkan lingkungan, sudah tidak taat lagi sama orang tua," ungkapnya.

"Mangga silahkan ditulis, nanti kita cari anak nakal itu, kita masukan ke barak," tandas Dedie A Rachim.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Gubernur Jabar), Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa inisiatif pendirian barak disiplin bagi remaja bermasalah alias anak nakal bertujuan untuk membentuk karakter yang tangguh, mandiri, dan disiplin.

Program ini diharapkan mampu mengembalikan nilai-nilai luhur generasi muda sebagai penerus bangsa.

Dedi Mulyadi mengatakan, meningkatnya kasus kekerasan dan kenakalan remaja merupakan alarm serius yang menuntut perhatian dari semua pihak, termasuk keluarga dan pemerintah.

"Kita tidak boleh kehilangan satu generasi yang seharusnya menjadi harapan masa depan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang kuat," ujar KDM, sapaan karibnya, Selasa 29 April 2025.

Program barak ini bukan bertujuan militerisasi dalam konteks peperangan, melainkan pendidikan berlandaskan disiplin yang terstruktur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X