"Hari ini bagi yang tidak terdampak atau tidak ada gejala dan keluhan itu tetap masih kita kirim," kata dia.
Soal keamanan, ditambahkan dia, bahwa dalam proses setiap kali memasak itu pihaknya memiliki sampel makanan, yang mana itu sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Tetapi di awal sebelum distribusi tersebut dilakukan, kita ada uji yang kita cicipin organoleptik. Kita ada uji organoleptik dimana setiap makanan yang selesai dimasak sebelum dikemas itu dicicipi secara keseluruhannya. Itu yang kita lakukan," tandasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyebut kasus dugaan keracunan makanan akibat program Makan Bergizi Gratis di Kota Bogor sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
Hal ini terungkap saat Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin mengunjungi Yayasan Bosowa Bina Insani Bogor pada Jumat, 9 Mei 2025.
"Situasinya memang sudah, tapi status penetapan itu perlu SK Pimpinan. Nah kebetulan memang (pemerintah masih) menunggu hasil uji lab dulu," kata Jenal Mutaqin.
Kendati begitu, menurut Wakil Wali Kota Bogor, terpenting saat ini pihaknya sudah mengidentifikasi, mengevaluasi serta menelaah beberapa faktor hal pendukung lainnya.
Sambil menunggu hasil lab, apakah ditemukan beberapa hal yang memang harus segera ditindaklanjuti.
"Saya sambil menunggu arahan Pak Wali, besok beliau baru pulang. Kita akan rapat khusus, Pemkot Bogor mengundang Dinkes dan beberapa stakeholder terkait," ucapnya.
Diketahui, hingga Kamis, 8 Mei 2025 sekitar pukul 12:00 WIB, Dinkes Kota Bogor mencatat ada sebanyak 171 orang yang terdampak keracunan tersebut.
Kepala Dinkes Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno menuturkan, berdasarkan data secara kumulatif yang dikakukan sejak tanggal 7-8 Mei 2025, korban yang tercatat ada sebanyak 171 orang.
"Korban baru yang terdata hari ini sebanyak 135 orang, sehingga total korban menjadi 171 orang," kata Sri Nowo Retno.
"Dan pasien yang masuk rawat inap hari ini 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap sebanyak 22 orang," sambungnya.
Adapun, kondisi dari 171 orang korban tersebut diantaranya, 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan.
Sementara, sebaran kasus berdasarkan sekolah, berasal dari 6 sekolah yang telah melaporkan kejadian, yakni TK Bina Insani sebanyak 18 orang, SD Bina Insani sebanyak 2 orang, SMP Bina Insani sebanyak 82 orang, SDN Kukupu 3 sebanyak 9 orang, SDN Kedung Jaya 1 sebanyak 16 orang, serta SDN Kedung Jaya 2 sebanyak 43 orang.