Minggu, 21 Desember 2025

Dari Ruang Tamu Kecil ke Panggung Robotik Internasional: Kisah Perjuangan Sekolah Islam Terpadu Kaifa Jadi Percontohan IT

- Rabu, 11 Juni 2025 | 11:54 WIB
SDIT Kaifa di Ciomas, Kabupaten Bogor (Fahriza)
SDIT Kaifa di Ciomas, Kabupaten Bogor (Fahriza)

METROPOLITAN.ID - Siapa sangka sebuah sekolah Islam Terpadu, Qur'an dan Teknologi seperti Kaifa dulunya berdiri dari ruang tamu sempit berukuran 36 meter persegi.

Dibangun di tengah keterbatasan dan semangat kolektif, sekolah ini kini menjadi salah satu percontohan IT di Kabupaten Bogor.

Sekolah Kaifa berdiri di bawah naungan Yayasan Qurrota A'yun, yang didirikan oleh lima orang pada September 2003. Semangat awalnya sederhana: menyediakan pendidikan Islam terpadu yang terjangkau.

Baca Juga: Timnas Indonesia di Pot 3, Peluang dan Tantangan di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

“Ide awal dari istri saya. Karena waktu itu anak kedua kami baru lulus dari SDIT, dan biayanya sangat mahal,” kenang sang Ketua Yayasan Qurrota A'yun Bogor, Rudy Warsito.

Sekolah dari Rumah, Gunakan Kelas di Ruang Keluarga
Tahun 2004, Kaifa memulai operasionalnya secara mandiri. Sekretariat pertama berlokasi di rumah pendirinya. Kelas-kelas pertama pun berlangsung di lantai atas rumah milik warga yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat kursus.

Namun karena gangguan aktivitas di ruang keluarga dan ulah siswa-siswa yang “melompat seperti Superman”, sekolah pindah ke rumah pendiri yayasan sendiri.

Baca Juga: Jimin dan Jungkook BTS Resmi Selesai Wamil Hari Ini, Ucap Teirmakasih Untuk Para ARMY

Di rumah mungil berukuran 84 meter persegi itulah sekolah benar-benar tumbuh. Dengan modal nekat, ruang-ruang dirombak menjadi kelas belajar.

“Kita bongkar ruang tamu untuk kelas. Kita juga mulai mencari dana, keliling dari satu toko ke toko lain di kawasan empang, ketemu para tokoh, bahkan sampai ngamen kupon wakaf Rp5.000, Rp10.000," kata Rudy.

Dukungan dari masyarakat pun mengalir. Termasuk dari seorang tokoh lokal, Habib Hasan, yang menyumbang Rp6 juta tunai jumlah yang besar saat itu. Hingga akhirnya, tanah fasum milik Pemda bisa disewa, dan bangunan sekolah pertama berdiri secara resmi.

Baca Juga: Segera Daftar! SPMB Jabar 2025 Tahap 1 Resmi Dibuka, Ini Persyaratan dan Alur Lengkapnya

Dari Mushola, Marbot, hingga Masjid Wakaf
Tahun kedua, sekolah pindah dari rumah ke mushola wakaf milik seorang teman. Guru sekaligus marbot tinggal di rumah kecil di belakang mushola. Kelas pun dibuka satu per satu. Dari SD, SMP, hingga pada 2013 berdirilah SMP IT Kaifa.

Sumber dana pembangunan saat itu pun unik: pinjaman Rp800 juta dari seorang dermawan. Lahan dibeli, lalu dijaminkan kembali untuk pembangunan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X