"Pengawas harus ada di lokasi dan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang terjadi di lokasi. Kami sadar dan kami paham ketika kami melihat pekerja rata-rata semua ingin cepat selesai, ingin buru-buru kembali kedaerahnya, tetapi disitu ada unsur pengawas yang memberikan batasan-batasan. Saya harap menjadi catatan ke depan untuk semua pekerjaan di Kota Bogor," ujarnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Revitalisasi SDN Gang Aut, Ari Syarifudin mengaku pihaknya sudah melaksanakan sesuai prosedur mulai dari tatap muka sejak pra penunjukan, pemenang, penyampaian Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPBJ) hingga rapat pra kontrak.
"Langkah selanjutnya kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait penyelidikan atau tindaklanjutnya pasca kejadian. Jika hasilnya memang ada yang harus di evaluasi dan dikoreksi yaa berarti itu saja yang dilakukan dan pekerjaan bisa tetap dilanjutkan," paparnya.
Lebih lanjut, Ari menuturkan bahwa jika ada penundaan pekerjaan ada risiko juga terhadap pelaksanaan pembangunan apalagi ini pembangunan strategis yang akan melalui dua tahun anggaran, artinya tahun ini pembangunan lantai satu dan tahun depan lantai dua.
"Jika tertunda atau bahkan dihentikan, tentu pembangunan juga akan mundur tidak akan selesai tahun ini. Tetapi kami serahkan kembali ke pimpinan seperti apa kebijakan, kami hanya sebagai PPK punya kewenangan untuk mengevaluasi dan menentukan berdasarkan hasil masukan dan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat," ungkapnya.
Kendati demikian, Ari berharap kejadian ini tidak menghambat pembangunan karena perencanaan pembangunan SDN Gang Aut ini sudah lama, baru terealisasi sekarang.
"Semoga bisa terus berlanjut sampai selesai karena bersangkutan dengan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak atau manfaatnya dirasakan oleh masyarakat Kota Bogor," pungkasnya. (Cr2)
