"Siapa tau ada yang jaraknya lebih deket, walaupun saya 500 meter, ada yang 10 meter," bebernya.
Ia juga menyoroti minimnya informasi yang diterima orang tua.
Ia berharap sosialisasi bisa dilakukan lebih terstruktur, dari dinas ke guru, lalu diteruskan ke orang tua jauh hari sebelum pendaftaran dibuka.
"Kasihan orang tua yang gaptek, sampai ada yang nyerah, akhirnya masukin anaknya ke swasta lagi atau bahkan batal sekolah tahun ini," tandasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kasi Peserta Didik pada Disdik Kabupaten Bogor Muchlis menjelaskan, sebagian besar keluhan berasal dari pelimpahan kasus yang sebelumnya ditangani sekolah.
"Ada asumsi kalau dikerjain di sekolah takutnya begitu dia masuk dikira dibantu sekolah, sehingga dilempar ke dinas. Tapi di dinas kita layani kok, dibantu pendataannya," katanya.
Disdik Kabupaten Bogor telah menyiapkan helpdesk hingga 12 Juli 2025 untuk membantu proses pendaftaran SPMB.
"Kita buat helpdesk itu sampai tanggal 12 Juli, tapi kan pengumuman itu tanggal 9. Takutnya ada yang kurang jelas, bisa kita jelaskan," lanjutnya..
Meski sistem bersifat online, ia menegaskan bahwa proses SPMB bisa dilakukan dari rumah selama orang tua memahami penggunaan teknologi.
Terkait kemungkinan kendala teknis pada sistem, ia mengaku masih perlu dilakukan pengecekan ke bagian server.
Namun dari sisi pelayanan, Disdik Kabupaten Bogor tetap siap membantu orang tua murid yang kesulitan mendaftar,” kata dia .
Muchlis memperkirakan hanya sebagian kecil keluhan yang masuk dibanding total pendaftar.
“Kalau dihitung kalkulasi secara total, jumlah pendaftar kan nggak sebanding. Yang datang ke Disdik itu 100–150 orang, sementara di luar sana ada ribuan pendaftar. Jadi dari sisi persentase masih kecil yang datang langsung," pungkasnya. (Riza)***
