Minggu, 21 Desember 2025

Kota Bogor Luncurkan Simoncer, Kawal Efektifitas Program PKH

- Senin, 11 Agustus 2025 | 16:46 WIB
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melaunching program Simoncer untuk kawal efektifitas PKH (Ist)
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melaunching program Simoncer untuk kawal efektifitas PKH (Ist)

METROPOLITAN.ID - Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melaunching Sistem Monitoring Cerdas (Simoncer) untuk mengawal proses graduasi Program Keluarga Cerdas (PKH) di Balai Kota Bogor, Senin 11 Agustus 2025.

Program intervensi PKH hingga tahap akhir ini juga dihadiri Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor Atep Budiman serta jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkungan Pemkot Bogor.

Simoncer ini merupakan inisiasi dari Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bogor Dani Rahardian yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinsos Kota Bogor.

Baca Juga: Keren! Dua Siswi asal Kota Sukabumi Sabet Juara di Ajang FLS2N 2025, Salah Satunya Wakili Jawa Barat ke Tingkat Nasional

Dani memaparkan, graduasi Program Keluarga Harapan (PKH) itu dilakukan karena secara data penerima bantuan masih banyak yang tidak tepat sasaran.

Ada penerima yang sebenarnya mampu, sudah pindah, atau meninggal, tetapi datanya belum diperbarui.

"Graduasi ada dua macam. Pertama, graduasi alami yang terjadi berdasarkan data pembaruan setiap tiga bulan, misalnya penerima yang meninggal, pindah, atau sudah mampu. Kedua, graduasi bagi masyarakat kurang mampu yang diarahkan untuk naik kelas menjadi mandiri," ungkap Dani.

Baca Juga: Galang Siswa 17 Tahun Rintis Studio Impian dari Kamar Sempit, Karyanya Dilirik Influencer

Dani memaparkan, seperti Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, PKH ini juga menyangkut ‘mental miskin’.

Artinya, graduasi ini adalah proses untuk membantu masyarakat yang awalnya tidak mampu menjadi mandiri.

Tahapannya sudah diatur dalam perwali dan ada SOP-nya.

"Kami juga memiliki aplikasi untuk mendampingi mereka sejak intervensi hingga akhir proses graduasi. Tahap pertama adalah seleksi peserta. Syaratnya, mereka harus berada di usia produktif," ujar dia.

"Kedua, dari sisi mindset, kami bekerja sama dengan DP3A dan LK3 untuk memberikan pendampingan psikologis, agar mereka menyadari bahwa kemiskinan bukanlah kondisi yang baik dan harus diubah," tambah Dani.

Selanjutnya, kata dia, ada coaching clinic kewirausahaan untuk pembekalan terkait pengelolaan keuangan dan keterampilan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X