Yang menyebutkan tujuan pendirian Perumda adalah untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah; Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan pelayanan air minum untuk pemenuhan hajat hidup masyarakat; dan memperoleh laba dan/atau keuntungan.
FGD ini digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian dan riset tim peneliti Universitas Pakuan (Unpak).
Menurut Radjab Tampobolon, Ketua Tim Peneliti Unpak nilai ekonomi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor sebesar Rp1,94 triliun.
Kemudian Nilai ekonomi perusahaan terdiri dari Rp496,22 miliar dalam bentuk beban pegawai, PAD, pendapatan, dan laba/deviden.
Selanjutnya, nilai manfaat sosial sebesar 1,417 miliar rupiah terdiri dari pemerataan akses air, perilaku, kesehatan, dan warisan, serta nilai manfaat lingkungan sebesar 26,56 miliar rupiah.
Selain itu, kontribusi terhadap perekonomian wilayah sebesar Rp103,54 miliar per tahun terdiri dari belanja masyarakat 658 pegawai (dengan 2.632 anggota keluarga) sebesar Rp80,63 miliar per tahun dan bagian deviden pemerintah daerah sebagai PAD sebesar Rp22,91 miliar per tahun.
Hasil analisis kinerja keuangan (2019–2024) menunjukkan bahwa penjualan air menghasilkan sebagian besar pendapatan Perumda Tirta Pakuan (91,09 %), dengan tarif air sebagai faktor yang paling sensitif dan signifikan.
Hasil simulasi ideal menunjukkan bahwa Perumda Tirta Pakuan akan berada pada posisi cakupan layanan mendekati 100% pada tahun 2029, dengan rasio pendapatan/biaya sebesar 1,35, dan surplus air baku lebih dari 10 juta meter kubik per tahun.
Di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Perpamsi menyelenggarakan FGD ini sebagai bagian dari Indonesia Water Forum (IWF) 2025 yang berlangsung 10-13 September 2025.
"Transformasi Sektor Air Minum untuk Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi" adalah tema utama IWF 2025. Setelah itu, Bimbingan Teknis Tahap I (fokus Jawa Barat, DK Jakarta, Banten, dan Lampung).
Serta Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Izin Pengusahaan dan Persetujuan Penggunaan Air Tanah untuk BUMD Air Minum Banten dan Lampung.***