“Kita melihat beberapa potensi, baik positif maupun negatif. Kemungkinan besar kita akan laksanakan rapat kembali, kita akan jadikan acara rutin setiap minggu,” kata dia.
“Tinggal nanti kita akan memutuskan para pelaku usaha dimana tempat berdagang, lalu kita juga akan putuskan apakah akan ditutup total untuk kendaraan, hanya dari jam 06.00 sampai jam 09.00WIB,” sambungnya.
Meski demikian, Rudy menjelaskan bahwa masih akan menyesuaikan berbagai aspek teknis di lapangan, termasuk penyediaan fasilitas pendukung.
“Sarana dan prasarana sambil berjalan akan kita lengkapi bersama-sama. Kita melihat antusiasme masyarakat yang memang butuh sarana prasarana,” lanjutnya.
Menurut Rudy, kegiatan Car Free Day bukan hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.
“Bukan hanya masyarakat yang butuh olahraga, alam pun butuh istirahat. Jadi kita mengistirahatkan sejenak pagi sampai siang hari agar pohon-pohon bisa menghasilkan oksigen, biasanya pohon menghirup karbon dioksida dari kendaraan bermotor, oksigen yang dihasilkan dihirup masyarakat sekitar,” kata dia.
Ia menilai, pelaksanaan CFD setiap minggu akan memberikan dampak positif secara sosial maupun ekologis, asalkan dilakukan dengan perencanaan matang.
“Olahraga ini hanya satu minggu sekali, satu minggu sekali pun hanya berlangsung kurang lebih 3 jam,” pungkasnya. (Riza)