Imperialisme Budaya melalui Platform Digital dan Media Sosial
Informasi mudah diperoleh di era digital ini, termasuk konsumsi budaya, sehingga terjadi pertukaran budaya lokal melalui penyebaran media komunikasi.
Di sinilah adanya domunasi budaya-budaya luar. Negara-negara kapitalis memiliki kekuatan yang mampu sebagai penetrasi perilaku masyarakat.
Media berperan dalam imperialisme budaya dalam era informasi digital. Budaya yang dimunculkan melalui produk media.
Tylor dalam Kristanto (2017) mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan kompleks pikiran, pengetahuan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kemampuan lainnya yang diperoleh dan dikembangkan oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat.
Masyarakat-masyarakat primitif sebagai sumber kekuatan untuk memengaruhi tindakan modern.
Masyarakat dapat berkembang dengan cara yang sama dan berkeinginan untuk mengubah peradaban dengan kehadiran teknologi dan moral.
Maka budaya akan makin berkembang.
Tekonologi digital merupakan kekuatan besar dalam menyebarkan budaya dari berbagai negara di dunia pada era globalisasi.
Berbagai negara dapat mengakses informasi dan budaya melalui platform digital dan media sosial.
Media digital yang menyebabkan terjadinya imperialisme budaya yaitu Youtube, Tiktok, Instagram, Netflix, Vidio, dan lainnya.
Sekarang ini kita mengadopsi budaya-budaya negara lain dibandingkan budaya lokal karena dianggap lebih modern yang menarik perhatian.
Dominasi budaya global mengakibatkan menurunnya daya tarik terhadap budaya lokal.
Imperialisme budaya dapat terlihat dari gaya hidup, musik, dan pemutaran film yang menawarkan budaya asing.
Budaya asing tersebut tentu dipandang menarik dibandingkan budaya lokal. Meski memiliki tantangan dalam ancaman pelestariannya, tetapi kita dapat memperkenalkan dengan menyebarluaskannya melalui media masa kini di era digital.
Era digitalisasi memberikan peluang sebagai solusi dalam melestarikan dan mempromosikan antar negara.
Teori imperialisme budaya, dalam buku Pengantar Komunikasi Antarmanusia (2022) dengan penulis Dyah Gandasari dkk, berpandangan bahwa media massa dapat membantu modernisasi.