Oleh: Ahmad Zaki Rahman
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap awal yang sangat penting dalam membentuk fondasi perkembangan akademik dan kognitif anak, namun terdapat kekhawatiran terhadap peserta didik PAUD yang tidak memperoleh pembelajaran baca, tulis, dan hitung (calistung) secara memadai.
Artikel ini mengkaji dampak kurangnya pembelajaran calistung pada anak usia dini terhadap perkembangan pendidikan dasar, kognitif, dan psikososial anak.
Metode kajian literatur digunakan untuk menganalisis hasil penelitian terdahulu dan teori perkembangan anak, hasil kajian menunjukkan bahwa anak yang tidak memiliki fondasi calistung yang kuat berpotensi mengalami kesulitan akademik, keterlambatan kognitif, dan penurunan rasa percaya diri.
Oleh karena itu, pembelajaran calistung perlu disajikan dengan metode yang menyenangkan dan interaktif, serta didukung oleh peran aktif orang tua dan guru.
Implikasi kebijakan pendidikan PAUD disarankan untuk mengintegrasikan pembelajaran calistung secara holistik guna mendukung perkembangan optimal anak.
Kata kunci: Pendidikan Anak Usia Dini, Baca Tulis Hitung, Perkembangan Anak, Pembelajaran Interaktif, Fondasi Akademik
Pendahuluan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi fondasi utama dalam membentuk kemampuan dasar yang akan menentukan keberhasilan anak di jenjang pendidikan selanjutnya.
Pada tahap ini, anak-anak mulai belajar mengenal huruf, angka, dan konsep dasar yang membangun keterampilan baca, tulis, dan hitung (calistung).
Namun, dalam praktiknya, masih banyak peserta didik PAUD yang belum mendapatkan pembelajaran calistung secara optimal.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap perkembangan anak, khususnya dalam aspek akademik, kognitif, dan psikososial.
Artikel ini bertujuan mengkaji dampak dari kurangnya pembelajaran calistung pada anak PAUD serta menawarkan solusi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kajian Literatur dan Teori
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, usia dini merupakan masa sensitif untuk pembelajaran konsep dasar yang menjadi prasyarat bagi pemahaman materi yang lebih kompleks di masa depan.