guru-menulis

OPINI : Menapaki Kedukaan dengan Simbol dan Nada dalam Ilmu Komunikasi

Kamis, 7 Agustus 2025 | 13:58 WIB
Ilustrasi (Ist)

Salah satu ciri-ciri dari bargaining adalah kalimat permohonan dan permintaan, khususnya kepada sang Tuhan. Secara gamblang, tidak ada kalimat tersebut dalam bait lirik lagu “Gala Bunga Matahari”. Akan tetapi, memaknai lirik lagu merupakan kebebasan setiap pendengar. Keterbukaan terhadap makna yang disangkutkan dengan pengalaman pribadi juga poin yang valid. Oleh karena itu, penulis yakin bahwa dari sekian banyak pendengar lagu tersebut, setidaknya ada yang memaknai fase bargaining dalam lirik lagu “Gala Bunga Matahari”.

Sebab sejatinya, memohon dan meminta keinginan kepada Tuhan adalah hal yang paling lumrah dilakukan oleh manusia. Khususnya untuk para pendengar musik yang memiliki kepercayaan tinggi kepada sang Tuhan. Maka fase bargaining yang dinilai sebagai fase berdo’a, dapat diwakilkan apabila pendengar memaknai lirik lagu “Gala Bunga Matahari” sebagai seruan ilahi.

Kübler-Ross meyakini bahwa setiap orang yang sedang berduka akan mengalami setidaknya dua dari kelima fase yang dirumuskannya. Meski begitu, lirik lagu “Gala Bunga Matahari” lebih menekankan fase denial dan fase acceptance secara keseluruhan lirik lagu untuk mengakhiri perjalanan sang tokoh dalam menghadapi kedukaan.

Keterbukaan dalam pemaknaan lirik lagu dan kebebasan para pendengar musik untuk mengekspresikan emosi adalah hal yang biasa. Bagaimanapun, manusia sebagai salah satu makhluk yang memiliki emosi, lagu adalah salah satu media terbaik untuk melampiaskan bentuk perasaan dan pengalaman hidup yang baik maupun yang buruk.

Melalui lirik lagu “Gala Bunga Matahari”, perjalanan emosional manusia melalui keberdukaan dapat terwakilkan dengan baik melalui tanda berupa bahasa pada lirik yang dimaknai secara kuat dan mendalam. Pemaknaan kelima fase dapat tercerminkan melalui gaya bahasa yang puitis dan penggunaan majas-majas dalam lirik lagu, apabila dipahami dengan mendetail.

Penulis berharap bagi mereka yang sedang mengalami hari berduka untuk tetap bertahan dan menguatkan diri menghadapi hari demi hari meskipun melelahkan, karena akan ada masanya ketika luka dalam hati perlahan memulih. Jadilah menyenangkan, jalani hidup dengan penuh suka cita, dan percaya dengan lapang dada.

*) Penulis adalah mahasiswa Sains Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Djuanda (Unida)

 

Halaman:

Tags

Terkini

OPINI: Inovasi atau Anomali Haji?

Rabu, 19 November 2025 | 21:05 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 09:27 WIB

UMKM Naik Kelas

Selasa, 30 September 2025 | 20:36 WIB