Senin, 22 Desember 2025

Tim FMIPA UI Bangun Kesiapsiagaan Guru SD dan SMP di Sumedang lewat Inovasi Pengajaran Kurikulum Bencana Alam CREDO

- Rabu, 6 Desember 2023 | 18:00 WIB
Tim pengabdian masyarakat FMIPA UI membuat inovasi pengajaran kurikulum bencana alam yang diberikan nama CREDO. (Dok FMIPA UI)
Tim pengabdian masyarakat FMIPA UI membuat inovasi pengajaran kurikulum bencana alam yang diberikan nama CREDO. (Dok FMIPA UI)

Kegiatan ini mencakup serangkaian kegiatan edukatif, pelatihan, dan penerapan kurikulum khusus yang bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat khususnya siswa yang duduk di bangku SD dan SMP dalam menghadapi bencana alam lewat pelatihan tenaga pengajar sekolah-sekolah tersebut.

Baca Juga: Dianggap Berhasil, Kabupaten Purwakarta Sabet Penghargaan Top Digital Awards 2023

Dalam kegiatan pengajaran kurikulum kebencanaan, para guru diberikan pemahaman mendalam melalui penjabaran materi terkait pengertian, jenis-jenis, potensi, dan gejala umum tanah longsor.

Para guru sebagai peserta kegiatan pelatihan juga diajak untuk mengenal lebih dalam mengenai langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor yang efektif.

Selain itu, terdapat juga sesi simulasi terjadinya bencana tanah longsor menggunakan alat peraga berupa kardus yang menyerupai lereng dengan kemiringan curam.

Baca Juga: Jadi DPT Tertinggi di Dapil V Kabupaten Bogor di Pemilu 2024, Panwascam Rumpin Lakukan Pengawasan Ketat

Tanah yang ditumbuhi tanaman dan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman dijadikan model untuk mensimulasikan perbedaan kondisi.

Tanah tersebut kemudian disiram dengan air sebagai simulasi hujan.

Melalui kegiatan ini, para guru dapat lebih memahami dampak vegetasi terhadap stabilitas lereng, sehingga mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa-siswi di sekolah mereka.

Baca Juga: Galian Tanah Proyek Drainase di Bogor Bikin Jalan Licin, Bahayakan Pengendara dan Bikin Baju Anak Sekolah Kotor

Selain itu, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur kemampuan para penerima materi sebelum dan setelah pelatihan.

Evaluasi ini dirancang untuk memastikan bahwa pengetahuan yang disampaikan benar-benar terserap dan dipahami dengan baik oleh para guru sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam mendidik siswa-siswi tentang mitigasi dan respons terhadap bencana tanah longsor.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan pengajaran kurikulum kebencanaan ini bukan hanya sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk menginspirasi para guru.

Baca Juga: Bikin Omzet Turun, Begini Keluh Kesah Pedagang dan Tukang Ojek Usai Penerapan Uji Coba Sky Bridge Bojonggede

Melalui pemahaman yang mereka peroleh, diharapkan para guru dapat mengambil peran penting dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada generasi muda, menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana tanah longsor di wilayah mereka. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X