METROPOLITAN.ID - Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi narasumber pada Global Wellbeing Accord : Advancing the Pursuits of Health Resilience Through Foreign Policy.
Acara ini merupakan bagian dari ASEAN + Youth Summit 2023 yang digelar di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.
"Saya senang berada di sini untuk membahas mengenai permasalahan kota yang kami temui di Kota Bogor, serta strategi dan pembelajaran yang telah kami terima dalam perjalanan kami menuju Kota Bogor yang lebih sehat bagi warganya," ujar Bima Arya.
Baca Juga: Daftar 5 Kuliner Legendaris Kota Bekasi, Dijamin Bikin Ngiler dan Murah Meriah!
Bima Arya menyampaikan, Kota Bogor memiliki beberapa permasalahan yang kurang lebih sama, seperti polusi udara, kurangnya ruang bagi pejalan kaki, akses pelayanan yang tidak merata, ancaman perubahan iklim dan tentu saja pandemi.
Mengatasi permasalahan ini menurutnya tidaklah mudah, tapi harus dilakukan demi perbaikan kualitas hidup warga, terutama generasi muda.
"Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang dibangun antara pemerintah, komunitas, kalangan usaha, serta anda-anda semua, kita bisa membawa perubahan positif," kata Bima Arya.
Baca Juga: Warganet Heboh Ganjar Pranowo Muncul dalam Iklan Azan Maghrib TV Ketum Perindo
Bima Arya menerangkan, pada akses pelayanan kesehatan Kota Bogor telah memperluas fasilitas kesehatan (RSUD) demi memastikan setiap orang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Puskesmas baru juga sudah dibangun di sejumlah titik untuk memastikan setiap orang memiliki akses fasilitas kesehatan yang sama.
Pada ruang terbuka hijau, lanjut dia, pihaknya memprioritaskan pembangunan taman dan tempat rekreasi untuk menunjang kesehatan mental dan fisik warga.
Lebih dari 15 hektar ruang terbuka hijau baru, baik skala kota maupun skala RT/ RW berhasil dibangun.
Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Wali Kota Tri Adhianto Rombak Susunan Pejabat Pemerintah Kota Bekasi
Tidak hanya fokus pada taman, Pemerintah Kota Bogor juga menanam pohon baru di sejumlah wilayah, baik di taman, di tengah jalan maupun tepi jalan untuk menciptakan kanopi hijau di seluruh kota.
"Contohnya untuk menghijaukan wilayah perkampungan, kami mendorong Urban Farming untuk pemenuhan kebutuhan pribadi dan juga lingkungan yang lebih sehat. Ada sekitar 500 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berdiri di seluruh penjuru kota dan di hampir semua wilayah," terangnya.