METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) melakukan langkah-langkah penanganan dampak kekeringan pada sektor pertanian.
Salah satunya melalui jaminan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi para petani padi yang mengalami gagal tumbuh atau gagal panen akibat bencana kekeringan.
Distanhorbun bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) melakukan survei lapangan area persawahan yang akan menerima AUTP.
Baca Juga: 8 Desa Direchecking Untuk Tentukan Pemenang Lomba 10 Pokok Program PKK Tingkat Kabupaten Bogor 2023
Salah satunya area sawah seluas 7,5 hektar yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) Subur Tani, di Kecamatan Sukamakmur mengalami gagal tumbuh akibat kekeringan.
Hal ini dijelaskan Kepala Bidang Perlindungan dan Pelayanan Usaha Distanhorbun Kabupaten Bogor, Judi Rahmat saat mengunjungi lahan sawah yang terdampak kekeringan di Kecamatan Sukamakmur.
“Luas area sawah Poktan Subur Tani sebesar 26,65 hektar, dan ada 7,5 hektar yang terdampak kekeringan yang akan diberikan AUTP. Pemberian AUTP ini adalah bukti bahwa Pemkab Bogor hadir di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi para petani. Pemberian asuransi ini hanya salah satu upaya yang kami kerjakan,” jelas Judi.
Baca Juga: Ormawa REESA IPB Hadirkan Produk Lokal Cibanteng Hijau dalam Festival Buah dan Bunga
Judi menuturkan, dari awal Distanhorbun sudah memprediksi kejadian El Nino ini maka kita sudah meningkatkan asuransinya, tahun 2023 dinaikkan 150% artinya 2,5 kali lebih besar dari tahun 2022.
Tahun 2022 menargetkan hanya 10 ribu hektare namun tahun ini karena tadi juga ada bagian dari antisipasi dinaikkan jadi 25 ribu hektare.
“Sejak pertama kali mendapatkan informasi dari BMKG bahwa tahun 2023 akan terjadi El Nino, antisipasi sudah mulai gencar kita lakukan, seperti memberikan sosialisasi kepada petani berkolaborasi dengan BMKG,” tutur Judi.
Baca Juga: Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin Targetkan Bandung Jadi Kota Ramah Wisatawan
Kemudian lanjut Judi, ada juga rehabilitasi sarana dan prasarana seperti jaringan irigasi air tersier.
Namun tentunya dengan jumlah kelompok tani yang banyak dan keterbatasan anggaran kita memang belum bisa mengakomodir semua kepentingan.
“Upaya lain yang kita kerjakan adalah pemberian AUTP, jika seandainya petani mengalami kegagalan panen atau si padinya gagal tumbuh sehingga tidak bisa menghasilkan produksi, mungkin ini salah satu solusi,” kata Judi.