METROPOLITAN.ID - Gaza, Palestina, telah menjadi saksi peristiwa tragis sejak tanggal 7 Oktober atas penyerangan yang dilakukan oleh Israel.
Ribuan nyawa di Jalur Gaza Palestina telah hilang, dan ribuan lainnya terluka parah akibat adanya serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas terhadap Israel.
Israel kemudian menanggapi serangan yang dilakukan oleh Hamas dengan menjalankan kampanye pengeboman dan pengepungan total di Jalur Gaza Palestina.
Baca Juga: Tempat Wisata di Cirebon Sambil Ziarah. Ada Makam Sunan Gunung Jati
Situasi ini membawa wilayah tersebut ke ambang kehancuran dalam konflik berskala besar.
Tom Potokar, kepala ahli bedah Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang bertugas di Rumah Sakit Gaza Eropa, menjelaskan tantangan besar yang dihadapi tim medisnya.
Dalam wawancara dengan ABC News Live pada hari Jumat (10/11), Potokar mengungkapkan bahwa mereka menghadapi "tumpukan kasus" luka bakar.
Baca Juga: Wisata di Subang, dari Alun-Alun Hingga Rekreasi Kolam Renang yang Cocok untuk Liburan Keluarga
Pasien dengan luka bakar datang terus menerus, tanpa tanda-tanda perlambatan.
Potokar mencatat bahwa sebagian besar pasien mengalami luka bakar di wajah dan anggota tubuh, dengan risiko jaringan parut yang signifikan di masa depan.
Dia menyatakan bahwa tingkat kerusakan saat ini di Gaza lebih parah daripada yang pernah dia alami sebelumnya.
Baca Juga: Breaking News: Konser Bring Me The Horizon di Jakarta Dibatalkan pada Hari Kedua
Kekurangan pasokan medis membuat cara pengobatan luka bakar saat ini terbatas, menjadikannya pendekatan yang mundur ke era 40 hingga 50 tahun lalu dan tidak ideal dalam kondisi saat ini.
Pertahanan Israel membantah terlibat dalam serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
