Senin, 22 Desember 2025

BPBD Prediksi Fenomena Bencana Hidrometeorologi Masih Terjadi di Sukabumi pada 2025

- Senin, 6 Januari 2025 | 08:53 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem. (unsplash)
Ilustrasi cuaca ekstrem. (unsplash)

METROPOLITAN.ID - Akibat cuaca ekstrem, sejumlah wilayah di Sukabumi mengalami bencana alam pada akhir Desember 2024 silam.

BPBD Kabupaten Sukabumi memprediksi sejumlah bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer, air, atau disebut fenomena Hidrometeorologi masih mendominasi di Kabupaten Sukabumi pada 2025.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim potensi menjelaskan, potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah kemungkinan besar masih bisa kembali terjadi secara signifikan.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Cek Syarat dan Cara Daftarnya sebagai Mirtra!

Prediksi tersebut didasarkan pada pengalaman buruk sepanjang 2024 lali.

Medi menuturkan, sejumlah upaya pemulihan dan perbaikan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, dibantu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat.

"Sasaran utama Berfokus kepada sejumlah perbaikan yang terdiri dari infrastruktur, lahan pertanian, pasilitas umum dan perbaikan ribuan rumah, akibat bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2024,” kata Medi, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Kronologi Tabrakan Beruntun Truk Seruduk Empat Pemotor di Sukaraja Sukabumi

Menurut medi, sebanyak 42 hingga 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana sepanjang tahun 2024 lalu.

Banjir tercatat terjadi 296 kali, tanah longsor 359 kali, pergerakan tanah 792 kali, dan angin kencang 42 kali.

BPBD kabupaten sukabumi mencatatkan kerugian material hingga Rp180 miliar yang terdiri dari rumah rusak ringan 4.027 unit, rusak sedang 2.081 unit, rusak berat 3.483 unit, terancam 660 unit, terendam banjir 1.602 unit, fasilitas umum dan sosial 452 unit dan ahan pertanian terdampak 2.175,6 hektare

Akibat pristiwa tersebut ribuan warga terdampak. Sebanyak 9.634 kepala keluarga (23.346 jiwa) terdata menjadi korban, dengan 2.312 kepala keluarga (7.834 jiwa) terpaksa mengungsi dan 574 kepala keluarga (1.526 jiwa) dalam kondisi terancam.

Selain itu, 10 orang meninggal dunia, dan dua lainnya hilang.

Medi menjelaskan bahwa kerugian besar ini tidak terlepas dari banyaknya bangunan dan fasilitas yang terdampak, mulai dari rumah tinggal hingga lahan pertanian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB
X