Program ini dimulai dari hulu dengan mendorong warga desa, khususnya ibu-ibu, untuk menanam bibit tanaman kelor (tanaman kaya nutrisi).
RSUD Blambangan kemudian membeli hasil panen daun kelor tersebut dari warga seharga Rp 6.000 per kilogramnya, menciptakan pasar yang pasti dan menambah penghasilan warga desa.
Daun kelor tersebut kemudian diolah oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Ketua Tim Inovasi RSUD Blambangan, Apt. Ari Kurnianingsih, menjadi jeli bergizi tinggi (superfood).
Jeli ini kaya akan Collagen aktivator, vitamin, protein, trace mineral, dan antioksidan.
Baca Juga: Cara PKB Depok Jaga Keutuhan Bangsa, Padukan Humanisme Gus Dur dengan Ketegasan Prabowo
Jeli kelor ini didistribusikan secara khusus untuk pasien anak-anak penderita gizi buruk dan ibu hamil anemia di RSUD Blambangan, sementara sebagian lainnya dijual untuk keberlanjutan program.
"Disini selain fokus untuk inovasi kesehatan, kita berusaha untuk memberdayakan masyarakat desa, menambah penghasilan khususnya para ibu-ibu," kata Apt. Ari Kurnianingsih.
Program ini adalah contoh nyata bagaimana rumah sakit dapat berperan sebagai penggerak ekonomi dan kesehatan berbasis komunitas.
Keberhasilan Banyuwangi memborong tiga penghargaan Inotek Award 2025 menegaskan status kabupaten ini sebagai laboratorium inovasi daerah.
Penghargaan ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh jajaran Pemkab Banyuwangi untuk terus melahirkan terobosan yang berdampak dan berkelanjutan.***