METROPOLITAN.ID - Lintasan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk merupakan salah satu urat nadi transportasi paling vital di Indonesia, terutama saat memasuki periode libur panjang.
Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), titik pertemuan antara Pulau Jawa dan Bali ini diprediksi akan mengalami lonjakan volume kendaraan dan penumpang yang luar biasa.
Menanggapi tantangan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memimpin langsung Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Nataru di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi, pada Selasa malam, 16 Desember 2025.
Dalam arahannya, Menhub Dudy menekankan bahwa kelancaran arus lalu lintas tidak boleh mengesampingkan standar keselamatan pelayaran.
Baca Juga: Jadwal Ganjil Genap dan Satu Arah Puncak Bogor 19, 20, 21 Desember 2025
Ia memberikan penekanan khusus pada evaluasi insiden maritim yang sempat terjadi beberapa bulan lalu, yakni tragedi yang menimpa KM Tunu Pratama Jaya dan KM Barcelona.
- Pemeriksaan kelaikan kapal (ramp check) harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua armada yang beroperasi.
- Memastikan dermaga, fasilitas terminal, dan area parkir siap menampung lonjakan volume.
- Kesiapan awak kapal dan personil darat dalam menangani situasi darurat.
- Mengingat Desember dan Januari adalah puncak musim penghujan, koordinasi dengan BMKG menjadi harga mati untuk memantau tinggi gelombang di Selat Bali.
"Kita harus belajar dari insiden masa lalu. Pengawasan keselamatan harus dijalankan tanpa toleransi.
"Di periode puncak musim penghujan ini, setiap aspek mulai dari kelaikan mesin hingga manifes penumpang harus diperiksa dengan penuh tanggung jawab," tegas Menhub Dudy.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, memaparkan bahwa puncak arus mudik dan wisata diprediksi akan terbagi dalam dua gelombang besar.