METROPOLITAN.ID - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengumumkan bahwa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp 700 miliar dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga bulan Oktober 2023.
Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan mengumumkan bahwa defisit APBN mencapai 0,003 persen dari Pendapatan Domestik Bruto.
Dalam konferensi pers daring edisi November APBN KiTa pada Jumat (24/11), Sri Mulyani menyampaikan bahwa defisit APBN tersebut mencapai 0,003 persen dari Pendapatan Domestik Bruto.
Meskipun dari sisi keseimbangan primer tercatat surplus sebesar Rp 365,4 triliun.
Menurut Sri Mulyani, pendapatan yang berasal dari pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah mencapai Rp 2.240,1 triliun, atau 90,9 persen dari target tahun ini, meningkat sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya.
Rincian realisasi tersebut mencakup Penerimaan Pajak sebesar Rp 1.523,70 triliun atau 88,69 persen dari target, dengan pertumbuhan 5,33 persen (YoY).
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp 220,85 triliun atau 72,84 persen dari target, mengalami kontraksi sebesar 13,60 persen (YoY).
Sementara PNBP tercatat sebesar Rp 494,18 triliun atau 111,96 persen dari target, tumbuh 3,72 persen (YoY).
Penerimaan Hibah sebesar Rp 1,37 triliun dengan pertumbuhan 124,15 persen (YoY).
Di sisi belanja negara, hingga akhir Oktober mencapai Rp 2.240,8 triliun.
Belanja tersebut terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp 768,67 triliun atau 76,80 persen dari pagu, naik 1,93 persen (YoY), dan Belanja non-K/L sebesar Rp 803,55 triliun atau 64,51 persen dari pagu, turun 12,40 persen (YoY).