metropolitan-network

Muhidin M. Dahlan dan Zen RS Menyusun Kronik 1998, Mengenang Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara

Senin, 29 Januari 2024 | 14:45 WIB
Muhidin menjelaskan bahwa untuk menyusun kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 198, ia harus menyeleksi ketat dari 4 ribu arsip. (Jawapos.com)

METROPOLITAN.ID - Muhidin M. Dahlan, Penulis Novel Tuhan Izinkan AKu Menjadi Pelacur,  bersama sahabatnya, Zen RS, berhasil menyusun buku Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998 setebal 518 halaman, yang mengungkap detail penculikan aktivis dan kekerasan negara pada tahun kritis tersebut.

Dengan mengumpulkan dan mendigitalisasikan ribuan kliping dari koran, tabloid, dan majalah selama belasan tahun, mereka menciptakan narasi panjang.

Dalam wawancara dengan Jawa Pos, Muhidin menjelaskan bahwa untuk menyusun kronik ini, ia harus melakukan seleksi ketat dari 4 ribu arsip.

Baca Juga: Rudy Susmanto Ajak Semua Elemen Bantu Pj Bupati Asmawa Tosepu Membangun Bogor

Perjalanan menyusun Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998, Ia menghasilkan sekitar 400 kliping yang diurai dalam lima babak.

Tema-tema tersebut dirangkai seperti pertunjukan drama, dimulai dari asal usul peristiwa hingga aktor utama perlawanan aktivis, termasuk Munir Said Thalib yang dijuluki sebagai Bayangkara Kekerasan Orde Baru.

Buku terbarunya, yang mulai dipasarkan pada 20 Januari, menempatkan Munir dalam posisi khusus, mengungkap perannya yang sentral dalam perlawanan aktivis.

Baca Juga: Ketua PPK Tamansari Minta Anggota KPPS Laksanakan Tugas dengan Baik

Muhidin juga mencatat tidak hanya penculikan aktivis, tetapi juga kekerasan negara lainnya seperti Tragedi Semanggi, Kerusuhan Kebumen, hingga Operasi Naga Hijau di Jawa Timur.

Meski hanya dalam waktu kurang dari dua pekan, Muhidin mengaku tidak kesulitan dalam menyusun kronik tersebut, duduk di depan laptop selama 20 jam sehari.

TMP Kalibata, dengan pusara tokoh-tokoh seperti A.H. Nasution dan B.J. Habibie, menjadi tempatnya mencari inspirasi.

Baca Juga: Rembuk Pemuda Jabar Deklarasikan Pemuda Pelopor Pemilu Damai di Sentul

Kronik 1998 menutup dengan alur antiklimaks, menunjukkan bahwa peristiwa tersebut belum sepenuhnya tuntas.

Muhidin berharap bukunya dapat membantu masyarakat mengingat sejarah dan tidak melupakan peristiwa tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini