metro-jabar

Ambassador Kementan Soroti Masalah Regenerasi Petani, Ada Anggaran Tapi Masih Nggak Beres

Sabtu, 30 November 2024 | 14:01 WIB
Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian Rifki Habibi soroti tantangan serius di Indonesia, yakni masalah regenerasi petani (istimewa)

METROPOLITAN.ID - Young Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia 2024 Rifki Habibi menyoroti masalah regenerasi petani menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh Indonesia.

Disampaikannya, regenerasi petani menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh Indonesia. Sehingga pentingnya pembaruan tata niaga, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kompetensi, dan adopsi penerapan mekanisasi pertanian.

"Serta perlunya teknologi pertanian untuk menarik minat generasi muda ke sektor pertanian,"katanya.

Menurutnya, komitmen pemerintahan untuk swasembada pangan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo diwujudkan melalui program strategis seperti cetak 3 juta hektare lahan sawah baru di luar Pulau Jawa.

Dimana langkah ini didukung dengan program brilian brigade pangan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang memproyeksikan pendapatan petani muda hingga Rp10 juta per bulan melalui mekanisasi modern dan pengelolaan berbasis korporasi di 12 provinsi brigade pangan.

"Selain itu, pemerintah juga harus tetap fokus menjaga lumbung - lumbung pangan di Jawa Barat seperti Karawang, Subang dan Indramayu sebagai contoh dengan mendukung program regenerasi petani dan mekanisasi pertanian untuk mengoptimalkan pertanian di Jawa Barat," ungkapnya.

Ia mengatakan, tantangan di tingkat petani muda Jawa Barat terkhusus seperti di Kabupaten Karawang, petani muda masih menghadapi berbagai kendala.

"Kami di lapangan mengalami kesulitan akses terhadap mekanisasi seperti traktor roda 4 yang tarif sewanya mencapai Rp3,5 juta per hektare. Ini menjadi tantangan besar untuk mendukung regenerasi petani,"terangnya.

Ia menegaskan, sehingga pentingnya pembinaan usaha tani kepada anak muda dan bantuan alat mekanisasi pertanian seperti traktor, drone, dan teknologi berbasis IOT smart farming, untuk memastikan efisiensi serta meningkatkan daya tarik pertanian bagi generasi muda.

Selain dukungan mekanisasi, kata Habibi, dalam mendorong pemuda-pemudi di Jawa Barat yang aktif di sektor pertanian untuk bergabung dengan kelompok tani dan mendaftarkan diri di UPTD penyuluh pertanian setempat.

"Langkah ini memungkinkan mereka masuk ke sistem penyuluh pertanian agar pemerintah kedepannya bisa membantu dan mendukung petani muda , baik berupa pelatihan maupun alat pendukung mekanisasi," ujarnya.

Dikatakannya, kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan komunitas petani muda sangat dibutuhkan untuk menjaga lumbung pangan nasional di Jawa Barat seperti Karawang, Subang, dan Indramayu.

"Jika terealisasi dengan baik, regenerasi petani akan menjadi tonggak keberlanjutan sektor pertanian Indonesia," tutup dia. (Herman)

Tags

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB