METROPOLITAN.ID - Maman Suparman, seorang pria baruh baya, warga Kampung Cilempung, Desa Ciparay, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, telah berjuang lebih dari 30 tahun melawan tumor ganas di lehernya.
Tumor yang awalnya hanya sebesar kelereng kini terus membesar, menggerogoti tubuhnya, dan membuatnya kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Lehernya semakin sulit digerakkan, sementara rasa sakit yang terus menggerogotinya tak tertahankan.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2025, Ini Pesan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi Hamzah Gurnita
Awalnya, Maman tidak terlalu memperhatikan benjolan di lehernya karena tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan tersebut semakin membesar dan mulai mengganggu gerakan lehernya.
"Awalnya benjolan ini hanya sebesar kelereng. Tidak saya hiraukan karena tidak menimbulkan sakit. Tapi ternyata makin lama makin membesar, dan membuat leher saya tidak bisa bergerak," ungkap Maman dengan nada pasrah.
Rasa sakit yang dialaminya setiap hari kini membuatnya hampir tak bisa menjalani aktivitas normal.
Baca Juga: Nubia Bersiap untuk Merilis Nubia Focus 2 5G, Berikut Ini Spesifikasi dan Desain yang Ditawarkan
Meskipun sudah berusaha berobat ke berbagai fasilitas kesehatan, kondisi keuangan Maman menjadi kendala utama.
Ia pernah mencoba berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RSUD Jampangkulon, serta ke RS Hasan Sadikin di Bandung.
Namun, biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan di rumah sakit tidak lah sedikit membuatnya terpaksa menghentikan upaya tersebut.
Baca Juga: Exit Gate Tol Ciawi Ditutup, Car Free Night di Puncak Bogor Mulai Diterapkan
Sementara, penyakit yang dideritanya makin parah dan tidak bisa menunggu lama untuk segera diambil tindakan medis.
"Saya pernah berobat ke Puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Jampangkulon. Kemudian dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Saya tidak sanggup untuk biayanya. Meskipun memakai BPJS, tapi untuk biaya yang lainnya tidak ada," jelas Maman.