METROPOLITAN.ID - Bencana banjir dan longsor melanda Kabupaten Sukabumi setelah hujan deras mengguyur selama lima jam berturut-turut, Kamis 6 Maret 2025 lalu.
Akibatnya, tujuh warga dilaporkan hilang, dua di antaranya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Pencarian terhadap lima korban lainnya masih terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan.
Baca Juga: Kebakaran, Rumah Janda Tua di Sukabumi Rata dengan Tanah
“Korban yang masih hilang tersebar di beberapa titik, yaitu tiga orang di Kecamatan Lengkong dan dua orang di Kecamatan Simpenan. Saat ini, tim gabungan terus melakukan pencarian,” ujar Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, usai rapat koordinasi lanjutan di Gedung Negara Pendopo Palabuhanratu, belum lama ini.
Tak hanya menelan korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Salah-satu jembatan utama di Kecamatan Cidadap mengalami kerusakan berat.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera memasang jembatan darurat (Bailey) agar akses masyarakat tidak terhambat.
Baca Juga: Viral Longsor Gunungan Sampah di TPA Sarimukti, Ini Dugaan Penyebabnya
Sementara itu, jembatan permanen ditargetkan selesai setelah Hari Raya.
Di sektor perumahan, sekitar 200 rumah warga terdampak, terutama di kawasan Palabuhanratu. Dari jumlah tersebut, kerusakan bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Pemerintah daerah bersama BNPB, TNI, dan Polri bergerak cepat untuk membersihkan material sisa banjir dan longsor.
“Rumah yang rusak ringan akan mendapat bantuan Rp15 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan bagi yang mengalami kerusakan berat akan dibangun kembali oleh pemerintah,” jelas Suharyanto.
Selain itu, pemerintah juga tengah mempertimbangkan opsi relokasi bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana, terutama di bantaran sungai. Namun, relokasi tetap bergantung pada kesediaan warga untuk berpindah ke lokasi yang lebih aman.
“Pemerintah daerah akan menyiapkan lahan, dan BNPB akan membangun rumah bagi warga yang bersedia direlokasi. Saat ini, ada lokasi di Pabuaran yang sudah siap untuk pembangunan hunian baru bagi korban bencana sebelumnya,” tambah dia.