metro-jabar

Spanduk 'Boikot Gubernur Konten' Terpasang di Kantor Bupati Kuningan Sebagai Bentuk Protes Para Jurnalis

Selasa, 6 Mei 2025 | 20:19 WIB
Aksi gelar pasang spanduk 'Boikot Gubernur Konten' di kantor Bupati Kuningan dilakukan para Jurnalis sebagai bentuk kekecewaan (Instagram/@dedimulyadi71)

METROPOLITAN.ID - Sejumlah jurnalis dari berbagai media di Kabupaten Kuningan melakukan aksi spontan dengan memasang spanduk bertuliskan "Bapa Aing Geus Teu Butuh Media, Boikot Gubernur Konten" di depan Kantor Bupati Kuningan pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Aksi ini merupakan respons terhadap pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyebut dirinya cukup menyampaikan informasi melalui media sosial, dan media massa bisa mengutip dari situ.

Para wartawan merasa pernyataan Gubernur Konten tersebut meremehkan peran mereka sebagai insan pers yang selama ini bekerja dengan mengedepankan prinsip verifikasi dan kode etik jurnalistik.

Baca Juga: Hati-hati, Akun Cibinong City Mall Dihack, Iming-imingi Tebus Murah Emas Antam 25 Gram Rp10 Juta

Mereka menilai bahwa media sosial tidak dapat menggantikan fungsi media massa dalam menyajikan informasi yang akurat dan berimbang.

 Gubernur Dedi Mulyadi yang menyebut dirinya bisa menurunkan anggaran belanja iklan media dari 50 miliar menjadi 3 miliar, setelah disindir oleh Gubernur Kalimantan Timur dengan sebutan 'Gubernur Konten', memicu reaksi dari para jurnalis.

Dalam klarifikasinya, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk kerjasama media yang dianggapnya membangun citra pemerintah provinsi dan dirinya sendiri.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Oseng Telur Bawang Simpel, Enak, dan Praktis Disajikan!

Sebagai bentuk protes, wartawan memasang spanduk bertuliskan 'Boikot Gubernur Konten' di beberapa titik strategis.

Namun, spanduk tersebut hanya terpasang sekitar 30 menit sebelum akhirnya diamankan oleh petugas Satpol PP Kabupaten Kuningan.

Wartawan Elly Said menyatakan bahwa pemasangan spanduk tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap pernyataan gubernur yang merasa cukup dengan media sosialnya, sementara wartawan dari media massa bisa mengutip dari media sosial tersebut.

Rekan wartawan lainnya, Ali, menambahkan bahwa insan pers merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pilar demokrasi dan selama ini menghasilkan produk yang terikat dengan kode etik jurnalistik.

 

 

Halaman:

Tags

Terkini

Anak-anak Kena Judol, Kegagalan Negara Sekuler?

Selasa, 3 Juni 2025 | 12:13 WIB

Wakil Bupati Purwakarta Lepas 308 Jemaah Haji

Senin, 26 Mei 2025 | 12:49 WIB