metropolitan-network

Harga Ayam Potong di Pasar Tradisional Purwakarta Naik, Pedagang Menduga Program MBG jadi Penyebabnya

Senin, 15 September 2025 | 17:38 WIB
Lapak pedagang ayam potong di Pasar Rebo Purwakarta terpantau pada Senin 15 September 2025 sepi pembeli. (Foto: metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Harga ayam potong di pasar-pasar tradisional Kabupaten Purwakarta terus naik dalam dua pekan terakhir. Kondisi ini sama-sama dikeluhkan oleh pedagang dan pembeli.

Nana, salah satu pedagang ayam potong di Pasar Rebo Purwakarta menuturkan harga daging ayam kini tembus Rp40 ribu per kilogram. Sementara untuk harga borongan di harga Rp38 ribu per kilogram.

"Sekarang mah pusing banget, sudah tiap hari naik, padahal harga normal biasanya hanya Rp35 ribu," keluh Nana saat diwawancarai awak media, Senin 15 September 2025.

Baca Juga: Om Zein Tegaskan di Purwakarta Tidak Ada Jual Beli Jabatan

Nana menyebut kenaikan harga daging ayam mulai dirasakan sejak dua pekan lalu, namun lonjakan paling signifikan terjadi dalam empat hari terakhir. Dampaknya, penjualan di lapaknya ikut merosot.

"Biasanya pembeli beli empat kilo, sekarang cuma dua kilo. Omzet pun turun drastis," katanya.

Sejumlah pedagang menduga kenaikan harga ayam potong dipicu oleh adanya program Makan Bergizi Gratis atau MBG yang menyerap ayam dalam jumlah besar dari distributor.

Baca Juga: Komisi IV DPRD Purwakarta Dorong Program MBG Berdayakan Potensi Lokal, Bukan dari Luar

Di sisi lain, pembeli pun merasakan beban serupa. Jubaedah, salah seorang warga, mengaku terpaksa mengurangi belanja karena harga terlalu tinggi.

"Tadinya saya biasa beli sekilo, sekarang paling setengah kilo. Jujur, keberatan banget," keluh dia.

Sebagai pembeli, Jubaedah berharap harga ayam potong di pasar dapat kembali normal agar kebutuhan dapur rumah tangga tetap bisa terpenuhi.

"Pengennya diturunin, jangan terlalu tinggi. Buat makan keluarga sehari-hari jadi berat kalau begini," ucapnya.

Sejumlah pembeli lain juga menyampaikan keluhan serupa. Meski tetap membeli, mereka harus mengurangi jumlah pembelian sesuai anggaran rumah tangga. Akibatnya, daya beli masyarakat ikut tergerus.

Para pedagang berharap pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan untuk menstabilkan harga.***

Tags

Terkini