metropolitan-network

Bocah di Sukabumi Alami Kelainan Fisik Langka, Mata Tak Bisa Berkedip Sejak Lahir

Minggu, 30 November 2025 | 20:21 WIB
Bocah perempuan di Sukabumi alami kelainan fisik yang langka, yakni tidak bisa mengedipkan mata sejak lahir (Ist)

‎‎METROPOLITAN.ID - Kondisi Syakira (7), bocah perempuan Kampung Panagan, Desa Pasir Datar Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, sungguh memprihatinkan.

‎Sejak lahir, putri dari Aidah (47) itu mengalami kelainan fisik langka yaitu matanya tidak bisa berkedip dan bibir atasnya tak dapat bergerak.

Sehingga menyulitkan saat berkomunikasi maupun makan.

Baca Juga: Polres Sukabumi Kota Bongkar Sindikat Curanmor Lintas Provinsi, Empat Pelaku Ditangkap di Kota Berbeda

‎“Dia sudah begitu sejak lahir. Banyak orang bilang karena keracunan air ketuban, tapi saya belum yakin,” ungkap Aidah, Minggu, 30 November 2025.

‎Berbagai upaya pengobatan telah dilakukan keluarga, namun belum menunjukkan hasil.

‎Kondisi Syakira membuatnya harus dirujuk ke RS Mata Cicendo Bandung, tetapi dokter menyebut kasus tersebut termasuk penyakit langka dan belum dapat ditangani secara maksimal.

Baca Juga: Jaring Talenta Muda, Dewa United Sukses Kembali Gelar Festival Anak Dewa U12 di Bogor

‎Meski fungsi penglihatan Syakira masih normal, ketiadaan refleks berkedip membuat matanya sangat rentan iritasi.

‎“Saya sering melarang bermain di luar karena debu bisa membuat matanya merah. Obat tetesnya khusus dari dokter,” ujar Aidah.

‎Bahkan saat tidur, mata Syakira tetap terbuka sehingga ibunya harus berjaga memastikan putrinya bisa beristirahat dengan aman.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata Terindah di Manokwari: Suasana Damai dan Harmoni buat Liburan Akhir Pelan

‎Camat Caringin, Agus Ridwan Mulyawan, menyatakan Forkopimcam telah mendatangi rumah keluarga Syakira untuk mengecek kondisi langsung dan memberikan pendampingan.

‎Pihak kecamatan juga menyiapkan ambulans desa sebagai akomodasi berobat.

‎Terkait bantuan sosial, Camat Agus mengakui keluarga tersebut belum terdeteksi sebagai penerima karena lokasi rumah yang berada di ujung desa.

‎“Nanti akan dicek kembali melalui PKH. Bantuan dari kecamatan memang tidak ada anggarannya, tapi kami tetap berupaya lewat relawan dan kearifan lokal,” jelasnya.

‎Agus menegaskan pihaknya akan terus mengupayakan jalan bantuan yang memungkinkan bagi Syakira, agar anak itu mendapat penanganan dan perhatian yang lebih maksimal. (Usep)

Tags

Terkini