Minggu, 21 Desember 2025

Lembaga Literasi Sebut Partisipasi Gen Z di Pilkada Kabupaten Bogor Masih Rendah

- Minggu, 3 November 2024 | 21:35 WIB
Ketua Lembaga Literasi yang juga Ketua Prodi Pemikiran Politik Islam STAI Al Aulia Deden Rahmanudin.
Ketua Lembaga Literasi yang juga Ketua Prodi Pemikiran Politik Islam STAI Al Aulia Deden Rahmanudin.

METROPOLITAN.ID - Generasi Z (Gen Z) diprediksi akan membawa dinamika baru dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor.

Mencakup hampir 19% dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT), Gen Z memiliki potensi besar untuk menentukan arah politik lokal, dari total 3.926.080 pemilih di Kabupaten Bogor, sebanyak 746.019 adalah pemilih berusia 17-24 tahun alias Gen Z.

Namun, hasil penelitian dari Lembaga Penelitian Demokrasi (Literasi) yang dipimpin oleh Deden Rahmanudin menunjukkan bahwa tingkat partisipasi Gen Z masih tergolong rendah, dengan hanya 57% yang menyatakan akan ikut memilih dalam Pilkada mendatang.

Baca Juga: 6 Pemain Yang Tampil Gemilang di Babak 16 Besar Carabao Cup 2024-2025 Bersama Klubnya

Penelitian ini akan dipresentasikan sebagai materi utama dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pemikiran Politik Islam (HIMA PPI) STAI Al-Aulia pada Sabtu, 9 November 2024 di Aula Gedung STAI Al-Aulia.

Dalam wawancara di kantor STAI Al-Aulia hari ini, Deden Rahmanudin selaku pimpinan Lembaga Literasi menyatakan bahwa rendahnya partisipasi Gen Z ini perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh stakeholder.

“Gen Z ini punya potensi besar, tapi survei kami menunjukkan baru 57% yang berencana ikut serta. Ini angka yang harus jadi perhatian serius,” ujar pria yang juga menjabat sebagai ketua Prodi Pemikiran Politik Islam STAI Al Aulia.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Gratis di Balikpapan untuk Liburan saat Momen Tahun Baru 2025

Media Sosial: Kunci Meningkatkan Partisipasi Gen Z

Sebagai generasi yang lekat dengan teknologi, Gen Z banyak mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi.

Deden menjelaskan bahwa KPU dan Bawaslu dapat memanfaatkan platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan aplikasi khusus pemilu untuk menjangkau Gen Z.

“Media sosial jadi sarana penting untuk menyampaikan informasi kepada Gen Z. Tapi, kalau tidak dikelola dengan tepat, mereka bisa terpapar informasi yang bias atau tidak akurat,” jelas Deden.

Baca Juga: Tempat Wisata Legendaris yang Ada di Semarang, Kamu Sudah Pernah Datangi Belum?

Deden menyarankan agar KPU mengembangkan aplikasi khusus yang memberikan informasi terkait profil calon, program kerja, dan panduan memilih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X