“Dengan akses informasi yang terstruktur dan mudah diakses, Gen Z bisa lebih memahami pentingnya suara mereka dalam menentukan masa depan daerah,” tambahnya.
Baca Juga: Ruben Amorim Tepos Kabar Melatih Manchester United Hanya Karena Uang Semata
Peran Stakeholder dalam Mendorong Partisipasi Gen Z
Selain peran KPU, lembaga pendidikan dan calon bupati juga berperan penting dalam meningkatkan partisipasi politik Gen Z.
Menurut Deden, lembaga pendidikan dapat membantu dengan menyediakan edukasi politik yang relevan di sekolah-sekolah dan kampus.
“Pendidikan politik sejak dini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mereka dalam pemilihan. Jika mereka paham betul dampak politik terhadap kehidupan sehari-hari, tingkat partisipasi bisa meningkat,” katanya.
Baca Juga: Berikut Beberapa Peningkatan Spesifikasi dari Xiaomi Pad 7 Dibandingkan Xiaomi Pad 6
Deden juga berharap para calon bupati menyusun program-program yang relevan bagi Gen Z, seperti pelatihan kewirausahaan digital atau pusat kreatif berbasis teknologi.
Program-program ini diyakini dapat menarik perhatian pemilih muda dan mendorong mereka untuk lebih aktif dalam pembangunan daerah.
Baca Juga: Daftar 3 Game Resident Evil Yang Dapat Diskon Terbatas di Steam pada November 2024
Langkah Menuju Partisipasi Politik yang Lebih Inklusif
Dengan partisipasi Gen Z yang masih rendah, Pilkada Kabupaten Bogor 2024 menghadapi tantangan untuk menciptakan pemilu yang inklusif dan partisipatif.
Deden menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mengatasi hambatan-hambatan ini.
“Angka 57% ini harus kita dorong lebih tinggi. Gen Z adalah masa depan demokrasi kita, dan partisipasi mereka sangat penting untuk membangun daerah yang lebih baik,” ungkap Deden.