BOGOR - Kemajuan sebuah bangsa ditandai dengan kebudayaannya yang berhasil dikapitalisasi menjadi produk industri kreatif. Hal itu hanya memungkinkan jika nilai-nilai budaya telah mengakar kuat sebagai sendi kehidupan masyarakat. Artinya, masyarakat telah menjadikan tradisi dan budaya sebagai landasan dalam setiap sendi kehidupan.
Untuk mewujudkan itu, tradisi dan budaya perlu ditekankan dalam pendidikan. Salah satunya dari lingkungan sekolah sejak dini. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif (Disperbudekraf) Shahlan Rasyidi usai membuka Pekan Estra (Enam Bersastra) di SMA Negeri 6, beberapa hari lalu.
Poin pentingnya, menurut Shahlan, seni budaya memiliki fungsi lain yang sangat mendasar dan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. “Masyarakat yang kehilangan nilai budaya dan tidak mampu mengaktualisasikan seni budaya mereka akan menjadi masyarakat yang kehilangan pondasi etik tatanan kehidupannya,” paparnya.
Menurut Shahlan, fungsi pendidikan kebudayaan adalah pembangunan karakter suatu masyarakat. Itulah mengapa peran fundamental pendidikan kebudayaan dalam keseluruhan program pembangunan dicanangkan negara. Peran budaya dalam membangun dan memajukan bangsa adalah membentuk karakter dan moral bangsa.
“Krisis karakter, generasi muda yang tidak memiliki prinsip dan integritas adalah indikasi kegagalan pembangunan kebudayaan,” tukasnya.
(*/yos/mg2/py)