Dalam upaya memperkenalkan olahraga beladiri (silat, red) sekaligus memperoleh pengakuan dunia, Kampung Silat Djampang Zona Madina Dompet Dhuafa di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor mengadakan serangkaian kegiatan silat di luar negri dalam rangkaian Program Silat Goes to Unesco.
KEGIATAN perdana inipun pertama kali diselenggarakan di Hongkong, bertempat di Tsuan Wan West yang di laksanakan pada Minggu (09/04) kemarin. Ketua Kampung Silat Djampang Herman Budianto menuturkan, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 30 peserta, yang pula dimaksudkan dalam upaya memberikan pembekalan kemampuan beladiri bagi Tenaga Kerja Indonesia.
“Beberpa jurus praktis di berikan dalam kegiatan ini, dan pembekalan beladiri menjadi amat penting dalam upaya melindungi buruh migran dari bahaya yang dapat mengancam dalam menjalani pekerjaannya,” ujarnya yang juga Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa kepada Metropolitan, kemarin.
Tema silat goes to unesco, sambung Herman, merupakan bagian dari visi Kampung Silat Djampang yang mendunia, melalui kegiatan silat women self defense (SWSD) yang diadakan di Hongkong. “Kami berharap, silat Indonesia mendaptkan tempat khusus dibadan dunia Unesco, bahwa silat merupakan kesenian dan kebudayaan asli kekayaaan bangsa Indonesia,” paparnya.
Herman menambahkan, Kampung Silat Djampang Zona Madina saat ini memiliki 21 perguran. Baik silat tradisi maupun, prestasi berlokasi di Kecaamatan Kemang Bogor yang menempati lahan seluas 3,5 hektare di wilayah Parung, Bogor. “Kampung Silat Djampang di desain dan dikembangkan dengan konsep kawasan pengembangan silat terpadu,” bebernya.
(yos/b/feb)