METROPOLITAN - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) melakukan simulasi untuk menangkal risiko bencana. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar Dicky Saromi mengatakan, simulasi tersebut bertujuan agar para pegawai memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam keadaan darurat yang dapat terjadi sehari-hari. “Ini juga menjadi percontohan bagi gedung perkantoran, terutama pemerintahan untuk menjadi gedung yang siaga bencana,” jelasnya.
Menurut dia, kegiatan yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional ini juga untuk mempromosikan Latihan Kesiapsiagaan Bencana untuk dijadikan titik tolak Kesiapsiagaan Nasional serentak se-Indonesia. “Dengan begitu, mudah-mudahan “siap, untuk selamat!” sesuai tagline akan terwujud,” katanya.
Lebih jauh Dicky menyebutkan kondisi geografis dan klimatologis Jawa Barat rawan bencana serta membutuhkan kesiagaan warga harus ekstra. Berdasarkan data Pusdalops BPBD Jawa Barat, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki jenis bencana beragam (multi hazard). Hal ini terlihat dari bencana yang terjadi pada rentang Januari-Desember 2016, di mana tanah longsor menempati jumlah kejadian tertinggi di Jawa Barat, yaitu 480 kali, disusul kebakaran 257 kali dan menempati posisi ketiga yaitu bencana banjir 215 kali. Sedangkan puting beliung terjadi 185 kali dan gempa bumi 48 kali.
Hingga Maret 2017, menurut Dicky, tercatat kejadian kebakaran 81 kali, banjir 62 kali, tanah longsor 170 kali, puting beliung 102 kali dan gempa bumi 59 kali. Kejadian tersebut merupakan bencana yang intensitasnya besar dan laporannya diterima BPBD Provinsi Jawa Barat.
(*/feb/py)