METROPOLITAN -- Bertempat di Main Appron Lanud Atang Sendjaja, seluruh jajaran petugas TNI AU melaksanakan upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke- 109, Senin (22/5), kemarin dengan tema 'Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan Sebagai Wujud Kebangkitan Nasional'.
Pantauan Metropolitan, upacara langsung dipimpin oleh Inspektur Upacara (Irup) Kepala Dinas Personel Lanud Ats Kolonel Pnb A.F. Picauliman. Pada upacara tersebut, Irup membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informosi Rudianta. Adapun isi pidato itu berisi semangat kebangkitan nasional yang tidak pernah memudar, namun justru semakin menunjukkan urgensinya bagi kehidupan berbangsa.
“Semangat itu sudah tercetus setidaknya 109 tahun yang lalu, ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, namun sampai sekarang tetap sangat ampuh menyatukan dan menyemangati gerak kita sebagai bangsa,” bebernya, kemarin.
Betapa tidak mudahnya, para pendahulu merajut angan ke-Indonesiaan saat itu, ketika insfrastruktur transportasi dan komunikasi masih terbatas, ketika sumber daya insani yang teguh dengan pemikiran ke-Indonesiaan yang masih dapat dihitung dengan jari.
“Namun ketika acuan untuk memperkokoh dasar-dasar kesamaan suku bangsa, dan adat masih belum mengakar kuat, ketika semuanya itu berada dalam konteks ketakutan dan kekejaman kolonialis yang siaga memberangus setiap pemikiran yang memantik hasrat lepas dari belenggu penjajahan,” paparnya.
Presiden Joko Widodo pada awal tahun ini telah mencanangkan penekanan khusus pada aspek pemerataan dalam semua bidang pembangunan. “Namun bukan berarti sebelumnya kita abai terhadap aspek ini. Malah sejak awal, dalam program nawacita yang disusun pemerintahan presiden Joko Widodo dan wakil presiden Jusuf Kalla, aspek pemerataan mendapat porsi perhatian yang sangat tinggi,” katanya.
Pemerataan pembangunan antar wilayah hendak diwujudkan dengan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah, dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
“Pada awal tahun 2017 ini, meski angkanya membaik dibanding tahun sebelumnya, koefisien nisbah gini atau gini ratio, yang merupakan ukuran kesenjangan distribusi pendapatan dan kekayaan penduduk, masih sekitar 40 persen,” jelasnya. Main Appron Lanud Atang Sendjaja
Untuk itu bapak presiden meminta aparat penyelenggara negara bekerja keras menurunkan indeks kesenjangan tersebut melalui berbagai langkah yang multidimensi. “Memang persoalan pemerataan hampir merupakan masalah semua bangsa” ujarnya.
Bahkan negara-negara maju pun berkutat dengan isu kesenjangan yang sama. Beberapa bahkan mencatatkan indeks yang lebih tinggi, lebih senjang, dibanding indonesia. “Tapi bagi kita, mewujudkan pemerataan yang berkeadilan sosial, merupakan penghormatan terhadap cita-cita para peletak dasar bangunan kebangsaan yang menginginkan tidak ada jurang yang membatasi penyebaran kesejahteraan bagi seluruh penduduk indonesia,” tukasnya.
(yos/b/feb)