CIBINONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor menggelar pertemuan bersama perwakilan SKPD terkait, camat, kepala puskesmas dan perwakilan profesi penanganan penyakit menular se-Kabupaten Bogor di Hotel Haris Sentul, Bogor, hari ini. Pertemuan ini pun membahas rancangan penanganan penyakit menular tuberculosis (TBC) dan cara penyembuhannya.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinkes Kabupaten Bogor Intan Widayati menuturkan, acara pertemuan ini merupakan salah satu gerakan rencana aksi lintas sektoral, khususnya di bidang kesehatan di Bumi Tegar Beriman.
“Virus ini bukan hanya beban dinkes, tapi juga tanggung jawab bersama. Karena itu, sosialisasi ini sangat penting digelar, mengingat dampak yang ditimbulkan dapat menular ke orang lain,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Dia menjelaskan, kewaspadaan terhadap penularan penyakit TBC tetap diperlukan. TBC merupakan salah satu jenis penyakit berbahaya. Penyakit menular ini merupakan penyakit penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan.
Data ini memberikan gambaran bahwa Indonesia masih memiliki risiko cukup tinggi untuk penyakit TBC. Faktor risiko itulah umumnya dilatarbelakangi minimnya pengetahuan masyarakat tentang seluk-beluk TBC. “Beberapa fakta tentang TBC hampir tidak ada P3M. Hal ini terbukti dengan data WHO 2005 yang menyebutkan sedikitnya sepertiga penduduk dunia saat ini telah terinfeksi kuman TB,” paparnya.
Dia mengatakan, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan. Di antaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti tidak merokok, tidak minum minuman berakohol serta menjemur tikar dan kasur secara teratur.
“Ventilasi udara di rumah sebaiknya cukup dengan membuka jendela dan gorden. Selain itu, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan dan sanitasi,” pungkasnya.
(yos/b/feb/py)