METROPOLITAN - Ajang budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) akan kembali digelar pada Maret 2018 dengan lebih banyak menyuguhkan agenda yang mengedepankan silaturahmi dan kebersamaan antarwarga Kota Bogor.
Ketua Panitia Bogor Street Festival CGM Arifin Himawan berharap acara tahunan ini bisa membantu meningkatkan imej Kota Bogor di mata masyarakat Indonesia maupun internasional. ”Kota Bogor bisa menjadi trendsetter kota toleran, khususnya budaya,” ujarnya setelah audiensi dengan Wali Kota Bogor Bima Arya di Balai Kota Bogor, kemarin.
Arifin menambahkan, Bogor Street Festival CGM juga bisa dimanfaatkan pemerintah kota sebagai salah satu ikon even Kota Bogor di samping Hari Jadi Bogor. Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun ikut terbantu.
Sementara itu, panitia lainnya, Guntur Santoso, berharap Bogor Street Festival CGM 2018 bisa lebih meriah dan sukses. ”Setiap tahun kami selalu evaluasi dan memperbaiki perhelatan ini,” katanya.
Dalam Bogor Street Festival CGM 2018, tambah Guntur, akan ada budaya dari empat sampai lima daerah lain yang ditampilkan. Termasuk di antaranya Sumatera Barat, Ambon, Maluku dan Madura.
Dengan menambah penampilan budaya dari daerah lain, Guntur melihat festival tahun ini akan memiliki nilai tambah. ”Sehingga bisa menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual lebih dan menyukseskan program Pesona Indonesia,” tuturnya.
Untuk memeriahkan Bogor Street Festival CGM 2018, panitia berharap peran aktif pemkot dalam mempromosikan dan mempublikasikan acara ini.
Menanggapi rencana tersebut, Bima memberikan masukan agar ada penguatan dalam doa bersama. Ia juga berharap panitia bisa mengundang tokoh lintas agama nasional dengan tujuan meningkatkan penguatan pluralisme di Kota Bogor. Dengan undangan tersebut, Bima menuturkan bahwa festival itu akan semakin terekspos dan gaungnya dirasa lebih masif.
(re/feb/py)