METROPOLITAN – Mewujudkan Kota Bogor aman dan tertib, khususnya pada malam Tahun Baru 2018, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Polresta Bogor Kota, PHRI dan pengelola Tempat Hiburan Malam (THM) menggelar rapat koordinasi Tahun Baru 2018 di ruang Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Kamis (28/12).
Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya, PJU Polresta Bogor Kota, Kasat Intel dan Kabag Adkemas Setdakot Bogor Iman.
Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya menyampaikan amanat Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya. Dia mengatakan, perayaan pergantian tahun bersamaan dengan libur sekolah merupakan saat yang dinanti masyarakat. Terselenggaranya kegiatan yang aman, nyaman dan lancar menjadi tugas polri yang didukung TNI serta stakeholder lainnya.
“Beberapa ancaman, hambatan dan gangguan yang perlu diantisipasi adalah masih adanya potensi serangan teroris, kemacetan lalu lintas, bencana alam, ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok serta potensi konflik dalam kehidupan bermasyarakat terkait perayaan tahun baru,” katanya.
Tak hanya itu, polri juga telah melaksanakan berbagai langkah preventif secara sinergitas guna mencegah permasalahan tersebut. Berbagai upaya akan terus dilakukan sepanjang Operasi Lilin 2017 berlangsung. Operasi tersebut akan dan sedang dilaksanakan terhitung mulai dari 23 Desember 2017 sampai 1 Januari 2018. “Operasi ini mengedepankan kegiatan preventif didukung kegiatan intelijen dan penegakan hukum yang melibatkan 342 personel polri, 160 personel TNI dan 452 personel instansi lainnya. Semoga kerja keras yang telah dilakukan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Kompol Agah Sonjaya.
Sementara itu, pada perayaan Tahun Baru 2018 tidak ada penutupan jalur, terutama di jalur Sistem Satu Arah (SSA). Perayaan tersebut diharapkan terpusat di satu titik, sehingga tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas. Kepada pengusaha hotel, ia meminta untuk menentukan jumlah orang yang masuk ke Kota Bogor, di mana indikatornya dihitung dari jumlah tamu di hotel-hotel. “Pengusaha hotel diharapkan bisa melaporkannya ke PHRI tentang jumlah kamar yang terisi,” tuturnya.(*/feb/py)